Aplikasi Srigati, Sistem Informasi Desa Terintegrasi di Ngawi
Pemkab Ngawi mengembangkan sistem digitalisasi dalam pelayanan. Baru saja diluncurkan aplikasi Sistem Informasi Desa Terintegrasi (Srigati). Nama Srigati diambil dari nama Pesanggrahan Srigati, objek wisata spiritual di Desa Babadan, Paron, Ngawi, yang sangat terkenal.
---
APLIKASI Srigati itu ditujukan khusus bagi pemerintah desa. Agar bisa memberikan kemudahan pelayanan untuk masyarakat setempat. Terutama menyangkut hal administratif. Dengan Srigati, urusan membikin segala surat bisa lebih mudah dan cepat.
Di antaranya, pembuatan surat keterangan penduduk, surat keterangan catatan kepolisian, surat pengantar izin keramaian, dan pengurusan surat izin lainnya. Kemudahan itu kini bisa diakses hanya dalam satu genggaman.
“Prosesnya pun cukup mudah,” Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Kabupaten Ngawi Wahyu Sri Kuncoro, kemarin (16/2). Warga tinggal mengisi data kependudukan. Lalu mengisi keperluan surat. Maka surat langsung bisa dicetak dengan mudah dan cepat.
Ada juga menu lain selain pelayanan. Srigati menyediakan informasi tentang setiap desa. Dengan begitu, transparansi pemerintah desa ikut meningkat. Sebab, pemerintah desa bisa meng-update seputar keuangan desa pada website itu. Informasi tersebut pun bisa diakses oleh semua warga.
“Semua data akan kita sinkronkan dengan database Dispendukcapil. Biar mengurus KTP maupun KK juga lebih mudah,” kata Wahyu. Ngawi punya total 213 desa. Kini yang terintegrasi dengan Srigati sekitar 100 desa. Sisanya, bakal dituntaskan dalam waktu dekat.
Itu masih tahap awal. Srigati masih dalam bentuk website. Rencananya, dikembangkan lagi menjadi aplikasi sungguhan. Saat ini, roadshow pelatihan Srigati terus berlangsung. Masih ada 113 desa yang belum terintegrasi.
Wahyu mengatakan, tahap pengembangan dilakukan perlahan. Mengingat SDM di setiap desa juga terbatas. Masih perlu pendampingan untuk operasional. “Harapannya seperti itu. Jadi pelan-pelan, gak langsung,” paparnya.
Menurutnya, Srigati sangat efektif dipakai sebagai media. Yakni mempromosikan setiap desa di Ngawi. Oleh karena itu, ia mendorong agar Srigati bisa diisi dengan banyak informasi. Terutama seputar potensi-potensi di setiap desa.
Sudah waktunya desa sadar digital. Agar kelambanan birokrasi pemerintahan bisa dipangkas. Warga desa tak perlu repot-repot lagi /memboroskan waktu untuk mengurus surat. ”Supaya mereka mengerti ada aplikasi yang lebih digital saat ini,” jelas Wahyu. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: