Separo Pasien RS Lapangan Dari Kluster Minimarket
BED Rumah Sakit Darurat Lapangan (RSDL) Pemprov Jatim di Bangkalan mulai terisi dua hari terakhir. Pasien Covid-19 yang tidak ber-KTP Surabaya dipusatkan di Balai Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS).
Mayoritas penghuninya adalah pegawai dan mahasiswa. Hingga kemarin total pasien yang dirawat mencapai 42 orang. “Paling banyak rombongan kasir minimarket. 21 orang,” ujar Ketua Relawan Pendamping pasien RSDL Bangkalan Radian Jadid kemarin (17/2).
Mereka dibawa oleh salah satu perusahaan minimarket yang rutin mengadakan swab ke karyawannya. Jadid mengapresiasi langkah perusahaan itu. Sebab, kasir minimarket bisa menularkan virus ke ratusan pembeli yang mereka layani.
Kasir minimarket memang sangat rawat tertular. Bahkan mayoritas rombongan sudah tertular untuk kali kedua. Tahun lalu mereka dirawat di RSDL Indrapura yang kini sudah dibongkar itu. “Nanti saya buatkan piagam S2. Karena mereka lulus dua kali,” ujar Alumnus Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.
Selain rombongan minimarket, ada juga kiriman Mahasiswa dari ITS. Ruang isolasi yang disediakan kampus sudah penuh.
Jadid memprediksi jumlah pasien akan terus meningkat sepekan ke depan. Penambahan kasus harian di Surabaya mencapai 2.430 kasus kemarin. Hotel Asrama Haji (HAH) di Sukolilo juga mulai penuh.
Ia mempersilakan warga Surabaya dan sekitarnya yang ingin diisolasi ke RSDL Bangkalan. Syaratnya tidak seketat isolasi di Surabaya. Pasien hanya perlu membawa bukti swab antigen positif. “Enggak perlu PCR. Dan di sini aman. Mayoritas tanpa gejala,” jelasnya.
Pasien dalam ruang isolasi lebih cepat sembuh. Sebab mereka mendapat obat yang sudah disediakan Kementerian Kesehatan. Rata-rata pasien sudah boleh pulang dalam tiga hingga empat hari.
Salah satu pasien RSDL Fajar Anugrah Tumanggor dirawat sejak Selasa (15/2). Ia satu barak dengan rombongan minimarket itu. “Enggak ada gejala semua di sini. Kegiatannya cuma olahraga sambil nonton YouTube,” ujar pemuda asal Medan itu.
Pasien pria ditempatkan di selasar gedung dengan sekat. Ada 30 pasien pria yang dirawat kemarin. 12 sisanya adalah perempuan. Pasien perempuan ditempatkan di gedung terpisah di dalam ruangan. “Kalau yang perempuan ada AC-nya,” lanjut Fajar.
Menurutnya, fasilitas RSDL sudah sangat nyaman daripada isolasi mandiri di kos-kosan. Pemeriksaan dokter dilakukan setiap hari. Begitu juga dengan swab. Dengan begitu, ia tidak perlu bolak-balik ke klinik atau rumah sakit untuk memeriksakan kondisi. (Salman Muhiddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: