Tingkat Penularan Omicron Masih Tinggi
RATA-rata tambahan kasus harian Covid-19 di Jawa Timur mencapai 5 ribu-7 ribu kasus. Itu terjadi sejak seminggu belakangan. Kini, positivity rate pun mencapai 5,08 persen. Sudah melebihi standar yang ditetapkan WHO yakni 5 persen.
Positivity rate atau rata-rata kasus positif adalah perbandingan antara hasil positif Covid-19 dengan jumlah pengujian yang dilakukan pada populasi sebesar 100 ribu penduduk dalam satu wilayah.
Saat ini, total kasus aktif nyaris tembus 23 ribu. Tiga daerah tertinggi yaitu Kota Surabaya dengan 4.604 kasus, Kabupaten Sidoarjo dengan 2,872 kasus, dan Kota Malang mencapai 2.681 kasus. Di bawahnya ada Kabupaten Gresik dengan 1.862 kasus dan Kabupaten Malang sejumlah 1.171 kasus.
“Sisanya, 32 daerah adalah dengan jumlah kasus di bawah seribu.” ujar Jubir Satgas Covid-19 dr Makhyan Jibril, Rabu (16/2). Daerah yang masuk level 2 di Jatim terbanyak di pulau Jawa. Ada sekitar 23 daerah. Sedangkan yang masuk level 3 sebanyak 12 daerah dan level 1 hanya 3 daerah.
Jumlah kasus baru yang terlaporkan juga tertinggi ke 3 nasional, kemarin. Yakni tembus 7.528 kasus. Di bawah Jakarta dengan 9.482 kasus dan Jabar dengan 14.058 kasus. “Kita mencapai rekor terbaru. Kasus terbanyak di tahun ini,” jelas Jibril.
Termasuk juga secara nasional. Jumlah kasus tembus 57.049 kasus, kemarin. Itu lebih tinggi ketimbang yang pernah terjadi saat gelombang kedua. Yang ’’hanya’’ mencapai 56 ribu kasus saat varian Delta menggila tahun lalu.
“Saat ini, sekitar 95 persen dari total kasus merupakan varian Omicron,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi. Menurutnyi, dominasi Omicron tak hanya terjadi di Indonesia. Tetapi di semua negara di dunia.
Omicron menjadi pemicu melonjaknya kasus Covid-19. Penularannya lebih cepat 4-5 kali lipat dari varian Delta. Bahkan angka kematian saat ini juga ikut bertambah dibanding seminggu sebelumnya.
Secara global, varian Omicron menyebar ke lebih dari 170 negara. Didominasi oleh negara-negara di regional Amerika dan Eropa. Sementara kasus tertinggi dilaporkan dari beberapa negara. Di antaranya, Rusia, Jerman, Amerika Serikat, Brazil, dan Prancis.
Selain itu, tempat tidur perawatan dan insentif Covid-19 pun sudah ditambah. Sebelumnya sekitar 88.485 kini menjadi 91.018 tempat tidur. Namun, secara keseluruhan keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit masih relatif terkendali.
“Belum ada daerah yang tingkat perawatannya mencapai 60 persen,” ucap Nadia. Meski begitu, BOR rumah sakit di DKI Jakarta sudah tinggi. Yakni 54,9 persen. Begitu juga dengan BOR ICU yang sudah 44,1 persen.
Ditengarai masih banyak pasien yang terlalu panik. Terburu-buru ke rumah sakit. Padahal mereka tanpa gejala atau bergejala ringan. Dari 20.920 pasien dirawat di RS, sekitar 13.701 pasien masuk kategori tanpa gejala dan bergejala ringan. Artinya, sebanyak 65,49 persen pasien sebetulnya bisa isolasi mandiri di rumah atau tempat isolasi terpusat.
Dua pasien Covid-19 mendaftar di RSDL Bangkalan.
(Foto: Julian Romadhon-Harian Disway)
Itu juga terjadi di Jatim. BOR ICU Jatim mencapai 20 persen. Ada sekitar 256 pasien yang dirawat di ruang ICU. BOR isolasi RS mencapai 24 persen. Atau sekitar 3.447 pasien yang isolasi di RS.
Sedangkan, BOR RS darurat lapangan sangat rendah. Yakni mencapai 2 persen atau setara 322 pasien saja. Yang dirawat di tempat isolasi terpusat sekitar 885 pasien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: