Dulu Berdakwah lewat Buku Sekarang lewat YouTube

Dulu Berdakwah lewat Buku Sekarang lewat YouTube

Sebanyak 80 persen penggunaan HP adalah media komunikasi. Sedangkan 63,6 persen digunakan saat senggang. Jika waktu luang itu tidak diisi dengan konten dakwah Ahlussunnah wal Jamaah, maka Muhdlor khawatir ruang itu diisi oleh para penyebar radikalisme hingga pornografi.

Pasar dakwah terbuka begitu luas. Ulama zaman dahulu memakai media buku untuk menulis pemikirannya. Namun minat baca sudah menurun drastis. Karena itu ruang media sosial harus diisi bareng-bareng oleh umat NU.  “Kita harapkan bukan hanya akun Rafi Ahmad dengan 28 juta subscriber, Ria Ricis 29 juta,  Deddy Corbuzier 23 juta. Saya ingin akun Lirboyo Channel, Denanyar Channel bisa begitu juga,” jelas bupati yang masih berusia 31 tahun itu.

Sedangkan Progresif TV di Youtube masih baru punya 104 pengikut. Lumayan banyak, tapi masih bisa lebih masif lagi menurut Muhdlor.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa sepakat dengan pandangan Gus Ali dan Gus Muhdlor. Selama ini NU lebih terkesan sebagai penonton. Padahal jika semua umat digerakkan, sumbangsihnya terhadap negara begitu besar. “Selama ini kita sering dengar sing waras ngalah. Kalau ngalah terus ruang itu bisa diisi paham radikalisme. Kita harus hadir sebagai penyeimbang,” pinta mantan Menteri Sosial itu.  (Salman Muhiddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: