Wayang Toa
Salah satu wujud cara bijak adalah empati. Merasakan yang orang lain rasakan. Jika kita terkadang tak bisa tidur karena bising, jangan bikin kebisingan untuk orang lain.
Itu seperti teori marketing. Teori pamasaran yang memperhitungkan hati target orang yang kita sasar. Memasuki ruang psikologis customer.
Itu seperti cara para Wali Sanga dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa. Mereka masuk ke relung kehidupan masyarakat dengan tidak berhadap-hadapan. Akulturasi, istilahnya dalam sosiologi.
Tidak akan pernah ada sukses yang dibangun dari ego. Apalagi soal ke-Islam-an. Apalagi soal wayang maupun pengeras suara di masjid. Yang semuanya sudah masuk ranah publik.
Perlu cara maslahat, bahasa agamanya. Kebenaran tak harus disampaikan dengan cara sok-sokan. Apalagi memaksakan orang lain mengikuti keyakinan di tengah masyarakat yang beragam.
Saya tak pernah terpikir wayang dan toa menjadi begitu terkenal sekarang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: