Selamat Jalan Abah Khotib, Buku-bukumu Jadi Kado Perpisahan

Selamat Jalan Abah Khotib,  Buku-bukumu Jadi Kado Perpisahan

Selain menjadi pemandu wisata sejarah, ia juga seorang penulis. Sudah ada dua buku lahir dari tangannya. Satu buku tentang Masa Kejayaan Bioskop di Surabaya era 1950-1966. Satunya lagi tentang Bangsawan Jawa dan Sebuah Ras Bupati.

“Dua-duanya belum di-launching,” ungkap Pendiri Forum Begandring Soerabaia Kuncar Sono Prasetyo. Bahkan pengantar buku bersampul hitam itu tak main-main. Ditulis oleh Dekan FIB Unair Prof Purnawan Basundoro.

Kuncar sendiri adalah salah seorang teman karib Abah Khotib. Sama-sama aktif di Forum Begandring Soerabaia. “Rencananya, malam itu mau kumpul di Lodji Besar. Abah mau datang,” kata Kuncar.

Sayangnya, Abah Khotib urung datang. Ia lebih dulu pulang ke keabadian. Sosok Abah Khotib menjadi tauladan tersendiri di Begandring. Dikenang sebagai sosok yang egaliter. Meski usianya lebih tua, tetapi tidak menggurui. Ia sudah seperti bapak dan sahabat bagi yang lain.

Kuncar mengagumi produktivitas Abah Khotib di usia senja. Tak jarang ide-ide baru muncul. Salah satunya, jelajah wisata Surabaya Urban Track (Subtrack). Bahkan, ia tidak hanya menjadi perencana. Tapi juga eksekutor. Turun langsung ke lapangan. Ikut jalan kaki sama peserta.

Abah Khotib punya mimpi yang dititipkan ke teman-teman di Begandring Soerabaia. Ia ingin mereka tetap produktif dalam berkarya. “Beliau ingin kami tak hanya menjadi penikmat. Tapi juga harus berkarya,” ujar Kuncar.

ISBN buku bersampul hitam itu baru keluar tepat di hari kematiannya. Kemarin, buku-buku itu baru tiba di rumahnya dikirim oleh penerbit. Bak salam dan kado perpisahan. Meninggalkan namanya agar tetap abadi di benak banyak orang. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: