Museum Seni di dalam Hotel

Museum Seni di dalam Hotel

Disampaikan Alamsyah, sebenarnya hotel Four Point Pakuown sangat dekat dengan seni. Setiap sudutnya penuh dengan instalasi dan dekorasi seni. Bisa dibilang ini museum seni dalam hotel.

”Nah pada kali pertama ini, kami mengadakan pameran seni lukis bersama Villa Gallery. Mendatangkan maestro dari Bali yaitu Made Gunawan ke Surabaya,” terangnya.

Diharapkan pameran tersebut mempermudah para penggemar lukisan di Surabaya punya akses yang lebih mudah untuk menikmati karya seni. Sekaligus menunjukkan bahwa ada art space baru yang representatif untuk mendukung atmosfer seni rupa di Surabaya.

Banyak alasan mengapa Four Points Pakuwon membawa karya-karya Made Gunawan dipamerkan. Sebagai perupa, Made Gunawan bisa dikatakan adalah representasi seniman Bali yang sangat tepat untuk diapresiasi.

Made Gunawan memang tumbuh besar dengan tradisi harmoni masyarakat Bali yang sangat kental. Tradisi masyarakat Bali yang mengagungkan harmoni antara Bhuana Agung (alam semesta) dan Bhuana Alit (alam kecil; manusia, hewan dan tumbuhan).

Hal itu seakan mencetak ulang rekam batinnya dalam menyikapi idealisasi interaksi kehidupan antar manusia.

Memegang erat konsep dan tradisi ini, Made Gunawan menuangkan idealismenya dalam karya-karyanya. Terlihat dari objek-objek lukisannya yang didominasi oleh alam, pohon, hewan, dan manusia yang distilisasi.

Satu dari 16 karya Made Gunawan berjudul ”Earth” yang mewakili naras-narasi harmoni dalam kehidupan sebagai pesan utama dalam ”Living in Harmony”.

Salah satunya berjudul Earth yang mewakili narasi-narasi harmoni dalam kehidupan. Pengaruh Hindu Bali dalam karya Made Gunawan memang cukup kentara. Terutama menyangkut ajaran tentang pentingnya melestarikan alam. Seperti tampak dalam lukisan berseri Tree of Life #1-3 yang terdiri dari tiga panel.

Objek pohon dengan aktivitas masyarakat Bali dalam ranting-rantingnya yang menjalar. Upaya mengungkapkan keterkaitan erat antara masyarakat dan alam, terutama pohon.

Warga Hindu Bali memiliki upacara khusus sebagai bentuk penghormatan terhadap alam, untuk memuliakan tetumbuhan yakni upacara Tumpek Wariga atau Tumpek Uduh. ”Kami begitu dekat dan sangat menghormati alam, berikut elemen terkecilnya seperti pohon dan tanaman,” ujar perupa 48 tahun itu.

Latar belakang penciptaan karyanya merupakan refleksi dari semua itu, termasuk Tumpek Wariga, serta tentang cara masyarakat Bali melakukan ritual ketika mengambil kayu sebagai bahan karya seni yang dipakai dalam upacara-upacara sakral.

Made Gunawan lantas menunjuk objek barong yang ada dalam Tree of Life #2. Digambarkan bertubuh merah dengan topeng merah. ”Topeng barong ada dalam upacara sakral maka pembuatannya harus melakukan ritual di bawah pohon yang kayunya hendak digunakan sebagai bahan,” terangnya.

Tak hanya barong. Ada pula umbul-umbul Bali dengan tiang pancang serta berbagai simbol kesenian tradisi lainnya.

Ditegaskan Alamsyah Jo, hingga 25 April mendatang pihaknya mengundang masyarakat Surabaya yang sedang berada di sekitar Four Points Pakuwon untuk datang dan melihat karya-karya Made Gunawan dalam Living in Harmony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: