Usai Prai Ijing, Kalap di Humba Hamu

Usai Prai Ijing, Kalap di Humba Hamu

Inilah sesi foto yang paling ditunggu di Rumah Adat Prai Ijing di Desa Tebara, Kecamatan Kota Waikabubak. Bersembilan kami kompak menyewa kain adat Sumba demi mendapatkan foto-foto yang kece ini. Tampak latar belakang jajaran Rumah Adat Prai Ijing yang ikonik.

Setelah puas menguras dompet di Humba Hamu, Rumah Adat Prai Ijing yang masih berada di Kota Waikabubak, jadi tujuan selanjutnya. Seperti di Rotenggaro, di sini ada persewaan baju adat Sumba. Harganya sama, Rp50 ribu.

Bersembilan kami kompak menyewa demi mendapatkan foto-foto yang kece. Memakai kain tenun Sumba dengan latar belakang Rumah Adat Prai Ijing di Desa Tebara.

Di sinilah saran saya -seperti dalam seri pertama- untuk membawa permen atau cokelat, sangatlah berguna. Oleh-oleh kecil tak seberapa itu dapat dibagi-bagikan untuk anak-anak kecil yang berusaha mendekat untuk berbaur dengan kami. Saya malah sempat bermain lompat tali bersama mereka.

Dari Desa Tebara, kami dibawa Indra ke Bukit Wairinding di Desa Pamota Jara, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Nah, perjalanan dari Sumba Barat ke Sumba Timur inilah yang berat-berat namun sedap.

Demi eksotisme Sumba yang wajib disambangi itu, kami harus menempuh perjalanan sekitar tiga jam. Kondisi medan yang tak biasa membuat tiga orang dalam rombongan mabuk darat. Untung saya tidak. (Heti Palestina Yunani)

Indeks: Sunrise Trekking di Bukit Morinda, baca selanjutnya…

Penulis:

Sylvia Mutiara

Traveller, ibu dua anak, tinggal di Surabaya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: