Komentar Komunitas Hobby Nonton untuk Film Licorice Pizza

Komentar Komunitas Hobby Nonton untuk Film Licorice Pizza

Oleh

Awik Latu Lisan

penikmat film

 

LICORIZE PIZZA adalah film yang sangat menyenangkan. Tak hanya terhibur, saya juga terkesan dengan kualitasnya. Menceritakan kisah cinta remaja, Gary Valentine, (diperankan Cooper Hoffman, anak mendiang Philip Seymour Hoffman).

Saat sedang antre foto sekolah untuk buku alumni, ia tidak sengaja menggoda seorang staf perempuan. Perempuan itu bernama Alana. Diperankan Alana Haim, anggota paling muda di band Haim. Di kehidupan nyata dan di film, Alana hampir 10 tahun lebih tua daripada Gary. 

Jika nanti Anda menyukainya, Anda akan semakin terkesan dengan bagaimana film ini digarap. Hampir semua keajaiban film ini adalah hasil sentuhan magis Paul Thomas Anderson (PTA). Ia melakukan semuanya. Menulis naskah, menyutradarai, dan mengambil sendiri gambarnya. Hasilnya adalah film yang sangat personal dan intim. Lebih terasa seperti film-film lama. Misalnya Punch Drunk Love (2002) dan Boogie Nights (1997).

Naskah Licorice Pizza terinspirasi dari kehidupan masa kecil PTA. Salah satunya ketika ia naksir guru seninya di SMP. Yang tak lain adalah ibu Alana Haim, Donna Haim. Tapi inspirasi utama plot film ini muncul hampir 20 tahun lalu. Saat PTA berada di lingkungan sebuah SMA. Ia memperhatikan, ada remaja laki-laki yang sedang menggoda staf perempuan yang lebih tua. Kejadian itu menggelitik PTA. Ia memikirkan bagaimana jika keduanya lanjut berkencan.   

Hal ajaib lain adalah bagaimana PTA meng-casting Cooper ’’Gary’’ Hoofman. Ia berhasil menyulap seorang bocah yang tak pernah terlibat akting apapun. Menjadi aktor muda berbakat yang diperhitungkan. Begitu pula Alana Haim. Anak band tiba-tiba disulap menjadi aktris yang meraih banyak penghargaan.

Bahkan, jika diperhatikan, kita akan menemukan banyak supporting role yang cukup mewah. Mulai Sean Penn hingga Bradley Cooper. Dan jika dikulik lebih dalam, semua figuran di film itu berkaitan dengan keluarga dan teman-teman sekampung PTA dan para aktor.

Satu hal lagi yang saya sukai dari PTA. Sejak There Will Be Blood (2007) hingga sekarang,  komposer dan music director-nya tak pernah terganti, Johnny Greenwood. Ia adalah gitaris band favorit saya, Radiohead. Komposisi musik dalam film ini hampir mirip sebuah kompilasi musik.

Seperti judulnya, Licorize Pizza adalah istilah slang dari LP (long play) dalam industri musik. LP merupakan istilah dari album musik yang materinya lebih banyak daripada EP, extended play. Biasanya dirilis dalam wujud vinyl. Seperti pizza. Dan berwarna hitam seperti akar manis (licorice). Jadinya Licorize Pizza.  

Saya berangan-angan film sesederhana ini mampu memenangkan Oscar. Licorize Pizza lengkap di semua sisi sebagai film yang layak meraih gelar Best Picture. Saya rasa, mungkin ini saatnya Academy Awards memenangkan film yang temanya tidak itu-itu melulu. Setidaknya bukan sekedar jadi penghias nominasi. Seperti Juno (2007), Ladybirds (2017), atau Little Miss Sunshine (2006).

Pun Paul Thomas Anderson. Bertahun-tahun masuk nominasi dan mengantarkan banyak pemain dan krunya meraih piala Oscar. Namun belum pernah sekalipun ia meraih sendiri patung emas botak itu. Nah, kalaupun belum diganjar Best Picture, PTA sangat layak meraih trofi Sutradara Terbaik atau Skenario Orisinal Terbaik. 

Sumber: