Tempat Isolasi Terpusat Sudah Sepi

Tempat Isolasi Terpusat Sudah Sepi

PREDIKSI para pakar epidemiologi mendekati kebenaran. Gelombang ketiga pandemi Covid-19 tak berlangsung lama. Itu jika dibandingkan dengan dua gelombang sebelumnya.

Di Jawa Timur, kasus aktif Covid-19 turun signifikan dalam sepuluh hari terakhir. Yakni, dari 14 ribu kasus kini tinggal 7 ribu kasus. Tempat isolasi terpusat (isoter) yang tersebar di beberapa daerah juga mulai sepi.

Di antaranya, RS Lapangan Ijen Boulevard Malang sudah zero pasien sejak Sabtu. Begitu juga dengan Hotel Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, yang memulangkan pasien terakhirnya kemarin (20/3). ”Kemarin ada tiga pasien yang sudah negatif dan boleh pulang,” ujar Kepala UPT Asrama Haji Surabaya Sugianto saat dihubungi kemarin.

Namun, tempat isoter itu tetap dibuka. Artinya, masih melayani siapa saja yang membutuhkan perawatan. Itu merupakan bentuk kesiapsiagaan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

RSDL Bangkalan pun demikian. Selama sepekan terakhir sudah zero pasien. Namun, mereka menerima kembali dua pasien kemarin. Yaitu, pria berusia 53 tahun berinisial MS dan perempuan paruh baya berinisial S.

”Kalau Pak MS kiriman dari liponsos. Beliau awalnya terjaring razia pengamen oleh satpol PP,” ujar Ketua Relawan Pendamping RSDL Bangkalan Radian Jadid. Kemudian, MS dikirim ke liponsos. Setelah di-swab antigen, ternyata hasilnya positif. Baru dilarikan ke Bangkalan.

Hingga kini, total pasien yang dirawat di RSDL Bangkalan mencapai 115 pasien. Sebanyak 113 orang dinyatakan sembuh dan 2 orang masih dirawat. Dengan demikian, tingkat keterisian bed RSDL Bangkalan mencapai 0,56 persen.

Sebelumnya, epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo menyampaikan bahwa puncak gelombang ketiga sudah terlewati. Itu ditandai dengan laju kasus yang kian kecil sejak akhir Februari lalu.

Daya tular Omicron memang diketahui lebih cepat. Dengan demikian, masa inkubasi dan infeksi pun bisa lebih cepat. Dari situ, Windhu memperkirakan bahwa keadaan bisa bagus pada akhir Maret. Atau setidaknya awal April nanti. ”Kemungkinan jelang Ramadan keadaannya sudah bagus,” katanya.

Kini sudah ada tiga kasus yang terdeteksi sebagai varian Son of Omicron  di Surabaya. Semua kasus itu sudah dinyatakan sembuh. Tentu penularan sudah terjadi.

Namun, Windhu mengimbau masyarakat agar tidak terlalu panik. Ia minta kepada siapa saja yang terpapar dengan gejala ringan atau tanpa gejala tidak perlu masuk RS. Cukup isolasi mandiri atau dirawat ke isoter.

Itu sangat penting untuk menjaga agar para tenaga kesehatan juga tidak tertular. Dengan demikian, sistem kesehatan juga bisa optimal. Tidak kewalahan seperti yang terjadi pada gelombang kedua sebelumnya. ”Cukup isoter saja. Biar semuanya teratur,” jelasnya.

Menurutnya, belum ada bukti virulensi (keganasan virus) dari varian anak Omicron itu. Setiap pasien rata-rata hanya mengalami gejala ringan dan OTG. Artinya, varian tersebut masih bisa dilawan dengan antibodi masyarakat. Berbeda dengan serangan Delta tahun lalu.

Covid-19 itu memang akan terus memunculkan varian terbaru selama terjadi penularan. Namun, itu tidak berarti gawat sepanjang varian baru yang muncul tidak lebih membahayakan. Pandemi Covid-19 bisa dinyatakan berhenti jika varian apa pun bisa teratasi. (Mohamad Nur Khotib)

Sumber: