Plants x Society Satukan Pegiat Tanaman Hias
Hobi gardening meroket lagi sejak pandemi Covid-19 bermula dua tahun lalu. Banyak kolektor baru bermunculan. Berlomba berburu tanaman-tanaman yang mahal. Sebagian karena benar-benar jatuh cinta. Sebagian lagi untuk investasi. Apa pun tujuannya, komunitas Plants x Society mewadahi semua penyuka tanaman hias.
SEKIRA setahun sebelum pandemi, pada 2019, sepasang kekasih sedang memikirkan ide bisnis. Pasangan itu, Hazmi Farkhan dan Nelva Kirana, ingin berbisnis sesuatu yang produknya bisa tumbuh sendiri. Maka, pilihan dijatuhkan pada tanaman hias.
Usaha itu sempat jalan sebentar. Namun, pada awal 2020, bisnis mereka menemui hambatan. Sebab, harga tanaman hias naik gila-gilaan. Gara-gara pandemi itu. Ketika tiba-tiba banyak orang gandrung pada tanaman hias. Sehingga banyak oknum penjual yang sengaja mematok banderol tinggi untuk dagangannya. Padahal harga belinya sangat rendah.
Hazmi dan Nelva harus memutar otak untuk menyiasatinya. Mereka memang bisa saja ikut menaikkan harga. Namun, hal itu dirasa tidak benar. Harus ada mekanisme pasar yang menjaga harga. Sehingga tidak merugikan siapa pun. Baik penjual maupun kolektor.
’’Dari situlah Plants x Society lahir,’’ cerita Hazmi, ketika ditemui di event Planta Expo di Pakuwon City Mall, akhir pekan lalu (20/3).
BOOTH Plants x Society di Planta Expo menyediakan aneka tanaman hias yang sedang populer di kalangan hobiis.
Plants x Society mewadahi para petani tanaman hias, penjual, hingga kolektor. Demi menjaga harga. ’’Tujuan komunitas ini supaya mereka menjadi satu kesatuan, agar harganya dapat stabil. Karena kasihan para petani dan pencari tanaman hias,’’ tutur pria yang juga menjabat CEO Plants x Society tersebut.
Komunitas itu memiliki prinsip bahwa ’’The plants are to share not just to sell’’. Tanaman itu untuk dibagi, bukan hanya barang dagangan. Sehingga, Plants x Society tak hanya sekedar wadah untuk jual beli. Melainkan juga untuk sharing tanaman. Apa itu?
Well, anggota Plants x Society terdiri dari berbagai kalangan. Ada petani, penjual, dan juga kolektor tanaman hias. Di sana, segala aktivitas dilakukan secara daring. Sehingga bisa diikuti anggota di berbagai kota di Indonesia. Karena jangkauannya yang luas, mereka menginisiasi program online plants swap. Alias pertukaran tanaman.
Biasanya anggota komunitas saling berbagi cerita mengenai koleksi tanaman yang mereka miliki. Tentu, mereka saling tertarik. Dan akhirnya sepakat bertukar tanaman untuk saling menambah atau melengkapi koleksinya.
Online plants swap ini biasanya dilakukan oleh anggota yang tinggal di kota berbeda. Seperti Surabaya, Jogjakarta, Bandung, dan Jakarta. ’’Tanaman yang biasa ditukarkan itu misalnya epipremnum skeleton key, philodendron, syngonium, dan aglonema mutasi. Eh aglonema yang spesial satu daun juga sih,’’ rinci Hazmi.
Apakah untuk saling bertukar, harga tanamannya harus sama? Tidak juga. Karena rata-rata anggota yang saling bertukar tidak mengejar profit. Murni ingin melepas koleksi saja, mungkin karena sudah punya terlalu banyak. Atau karena ingin menambah jenis tanaman lain.
Selain itu, ada juga aktivitas yang dilaksanakan secara offline. Salah satunya adalah plant tour. Para anggota komunitas akan berkunjung ke petani-petani tanaman hias untuk saling berbagi pengalaman. Juga belajar mengenai bagaimana merawat tanaman hias yang benar. Hingga bagaimana mengembangbiakkan tanaman hias.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: