Dropo Box, Solusi Kurangi Sampah Popok di Sungai Wringinanom Ala Ecoton

Dropo Box, Solusi Kurangi Sampah Popok di Sungai Wringinanom Ala Ecoton

Lale Nadia Ardini Aprilia Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.-dok Lale Nadia Ardini-

Ecoton telah menemukan banyak sampah yang dibuang oleh masyarakat ke sungai. Sampah-sampah tersebut merupakan sampah plastik sekali pakai sehingga membuat sungai dicemari oleh Mikroplastik. 

Mikroplastik dapat mengganggu kesehatan berupa gangguan hormon masyarakat yang hendak memanfaatkan atau mengkonsumsi air sungai tersebut. 

Selain gangguan hormon, mikroplastik juga dinilai berbahaya bagi tubuh sebab dapat menyebabkan gangguan pada sistem endokrin yang bertugas untuk mengatur berbagai fungsi tubuh melalui pelepasan hormon, salah satunya untuk metabolisme. 


Dropo Box yang diletakkan di pinggiran Sungai Wringinanom ,Gresik.-dok Lale Nadia Ardini-

Bukan hanya sampah sekali pakai, namun juga popok sekali pakai tergolong ke dalam jenis sampah yang sering kali ditemukan di sungai. Ecoton mendapati problem kultural di masyarakat: Sebagian masyarakat masih percaya dengan adanya mitos bahwa popok bayi tidak boleh dibakar karena bisa membuat kulit bayi iritasi atau si bayi bisa sakit. 

Popok sekali pakai pun membanjiri sungai. Oleh karena itu, Ecoton bergerak untuk mencari solusi agar masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sungai. Salah satunya dengan membentuk Dropo Box. 

Dengan adanya Dropo Box tersebut, Ecoton berharap agar masyarakat tidak lagi membuang sampah popok sekali pakai ke sungai Wringinanom.

 
Masyarakat Wringinanom membuang sampah popok sekali pakai ke Dropo Box.-dok Lale Nadia Ardini-                                                     

Masyarakat Wringinanom Membuang Sampah Popok Sekali Pakai

Sampah popok sekali pakai yang ada di Dropo Wringinanom tersebut kemudian dipindahkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) selama satu kali dalam seminggu oleh petugas TPA.

Masyarakat Wringinanom tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengangkutan sampah popok plastik sekali pakai tersebut ke TPA, karena telah disatukan dengan biaya iuran lingkungan di desa masing-masing. 

Siswo yang merupakan petugas pengangkut popok plastik TPA mengatakan program ini sudah berlangsung cukup lama. Tetap konsisten berjalan sampai sekarang. “Dropo ini telah berjalan kurang lebih sudah 3,5 tahun. Dulunya tersebar di berbagai tempat, tetapi sekarang dijadikan satu tempat untuk memudahkan pengangkutan” jelasnya.

 


Peneliti Ecoton menimbang sampak popok sekali pakai.-dok Lale Nadia Ardini-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: