”Tinggalkan” Istri, Mohamed Salah Habiskan Waktu dengan Mesin
Mohamed Salah/Ilustrasi--
MOHAMED Salah baru saja terpilih sebagai pemain terbaik Inggris. Ia juga top skor musim 2021/2022 bersama Son Heung-min dengan 23 gol. Sejak pindah dari AS Roma ke Liverpool pada 2017, Salah mampu menyulap dirinya dari pemain medioker menjadi megabintang.
Salah juga memenangi berbagai penghargaan individual lainnya. Termasuk pemain terbaik Professional Footballers Association (PFA) dan Football Writers’ Association (FWA) tahun ini.
Apa rahasia suksesnya hingga moncer seperti itu? Salah melakukan dua hal sekaligus. Pertama, kerja ekstra keras. Kedua, berpantang. Dua hal itu seolah jadi satu paket. Artinya, setelah melakukan latihan superkeras, Salah membatasi konsumsi makanan tertentu yang bisa menghambat kinerjanya.
Menariknya, pengakuan itu disampaikan bukan kepada media Mesir atau setidaknya media Inggris, melainkan justru kepada pers Prancis. Yakni, France Football.
Fisik adalah kunci dari segalanya. Setelah pulang dari berlatih reguler di klub, Salah tidak lantas berleha-leha. Ia selalu melakukan latihan ekstra sendiri di rumah. Karena itu, dua kamar di rumahnya ia sulap menjadi tempat untuk menempa fisik. Ada dua mesin kebugaran di sana. ”Di rumah, saya sering melakukan cryotherapy. Juga, ada ruang hiperbarik. Pendek kata, saya terus mencari cara untuk meningkatkan kondisi fisik saya,” sebut eks pemain Basel, Swiss, itu.
Salah mengatakan, rumahnya di Liverpool tak ubahnya seperti rumah sakit. Salah pun menghabiskan waktunya berjam-jam di situ. Istrinya, Magi Sadeq, tidak suka. Sang istri kerap melontarkan protes. Sampai-sampai Magi mengatakan, Salah justru lebih banyak menghabiskan waktunya dengan mesin-mesin itu ketimbang dengan istrinya.
Selain kekuatan fisik dan program pemulihan dan relaksasinya yang intensif, megabintang Liverpool tersebut menjaga pola makannya dengan sangat disiplin. Ia sadar betul kariernya di Basel dan Chelsea terhambat karena tidak disiplin dalam menjaga pola makan. Ia kerap melahap makanan cepat saji.
Sekalipun protes, Magi benar-benar menjaga pola makan agar Salah tidak ”brutal” lagi seperti di Basel dan Chelsea. Kini Salah lebih senang memakan ubi jalar, brokoli, ikan, ayam, dan sudah pasti salad. Saat pergi makan ke restoran besar di London, misalnya, Salah lebih suka menyantap sushi.
Meski begitu, agar tidak bosan. Ia tetap makan pizza. Tetapi, itu sangat jarang. Paling-paling sebulan hanya sekali. Itu pun porsinya sangat sedikit. ”Saya suka hamburger. Tetapi, saya tidak pernah memakannya. Sebab, setelah itu, saya merasa badan saya berat sekali,” ucap Salah yang juga kapten timnas Mesir.
Ketika masih bermain di Basel dan Chelsea, Salah memang masih tetap mengonsumsi makanan cepat saji. Ia baru terlecut setelah ”dibuang” ke Fiorentina pada 2015. Di Chelsea, Jose Mourinho kerap memarahinya karena mengonsumsi makanan cepat saji itu.
”Kamu tidak akan menjadi pemain hebat kalau tetap mengonsumsi makanan sampah seperti itu,” hardik Mourinho. Karena itulah, Salah tidak bertahan lama di Chelsea. Namun, hardikan Mourinho itu terus terngiang di benaknya ke mana pun ia pergi.
Karena itu, setelah dibuang ke Fiorentina, lalu ke AS Roma, Salah bernazar mengangkat harkatnya sebagai seorang pemain bola. Cristiano Ronaldo termasuk salah saorang role model-nya. Kerja keras tanpa kenal lelah dan disiplin menjaga pola makan.
Karena itu, ”dunia terkejut” ketika Salah kemudian menjelma menjadi winger jempolan di Roma. Status itu makin dikokohkan ketika ia hijrah ke Merseyside untuk memperkuat Liverpool. Di klub itulah, Salah menahbiskan diri sebagai firaun sepak bola dunia.
Dua anaknya, Kayan Mohamed Salah dan Makka Mohamed Salah, sepertinya ingin mengikuti jejak sang ayah. Namun, Salah buru-buru mengatakan, keduanya tidak harus menjadi pemain sepak bola. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: