Menonton Ulang Film The Danish Girl (2015), Pergulatan Batin Seorang Transgender

Menonton Ulang Film The Danish Girl (2015), Pergulatan Batin Seorang Transgender

AKTING CIAMIK Alicia Vikander (kanan) dan Eddie Redmayne sebagai pasangan suami istri menjadi kekuatan The Danish Girl yang dirilis pada 2015.. -Universal Pictures-Variety

Mungkin sebagian orang berpikir, bahwa perempuan dan laki-laki telah memiliki kodrat yang berbeda dari Tuhan. Dan tidak bisa diubah. Namun, The Danish Girl akan membuat penonton berpikir bahwa manusia bisa bebas mengekspresikan dirinya.
---

The Danish Girl menjadi film yang cukup merajai awards season pada 2016. Film besutan Tom Hooper itu mendapatkan empat nominasi Oscar. Dan memenangkan satu di antaranya. Yakni lewat Alicia Vikander, sebagai Aktris Pendukung Terbaik.  

Film yang juga dibintangi oleh Eddie Redmayne itu mengisahkan tentang sepasang suami istri yang tinggal bersama pada era 1920-an di Kopenhagen, Denmark. Einar Wegener (Eddie Redmayne) dan Gerda Wegener (Alicia Vikander) tengah menikmati masa-masa indah sebagai pengantin baru. Harmonis, hangat, dan bahagia.

Mereka berdua sama-sama berpforesi sebagai pelukis. Namun lukisan milik Gerda seringkali tak diminati oleh orang dibanding lukisan sang suami.

Film ini berdurasi 120 menit yang mampu membuat perasaan penonton campur aduk. Bingung, sedih, semua bercampur menjadi satu. Eddie Redmayne dan Alicia Vikander sangat berhasil memerankan karakter yang dipercayakan kepada mereka.

Kalau Vikander menang Oscar, Redmayne juga nyaris mendapatkannya. Ia masuk nominasi Aktor Terbaik. Namun, ia “kalah” dari Leonardo DiCaprio yang penampilannya juara banget di The Revenant. Eits, tapi kita tidak akan membahas itu.

Kembali ke plot The Danish Girl. Suatu hari, Gerda hendak membuat lukisan berupa potret teman dia yang bernama Ulla. Seorang penari balet. Namun, Ulla terlambat datang. Padahal, Gerda ingin cepat-cepat menyelesaikan lukisannya.

Alhasil, Gerda meminta Einar, yang sedang berada di rumah, untuk menggantikan Ulla sebagai model. Jadilah sang suami mengenakan kostum balet, stocking, dan sepatu balet milik Ulla. Gerda dan Einar tertawa melihat penampilan Einar sebagai perempuan.


PEMICU Einar Wegener (Eddie Redmayne, kanan) menjadi perempuan diawali dengan menjadi model untuk lukisan sang istri, Gerda. -Universal Pictures-

Tak lama kemudian, Ulla datang. Dia memanggil pria itu ’’Lili’’. Dari situlah, gejolak batin Einar dimulai. Ia merasa nyaman sebagai perempuan. Dan mulai mempertanyakan jati dirinya.

Kejadian yang menjadi trigger buat Einar tak berhenti sampai di situ. Entah kebetulan atau takdir, Gerda mengajak sang suami menghadiri pertemuan antara sesama seniman. Einar awalnya menolak, karena ia tidak terlalu suka dengan acara-acara semacam itu. Gerda punya ide, bagaimana kalau mendandani Einar seperti wanita. Agar tak ada yang mengenali suami dia.

Tak hanya itu. Gerda juga mengajari Einar bagaimana bersikap seperti perempuan. Mereka pun pergi berdua ke acara tersebut sebagai Gerda dan Lili. Namun, Gerda memergoki Einar berciuman dengan laki-laki bernama Henrik Sandahl (Ben Wishaw) yang ia temui di acara tersebut. Dari situ, Gerda mulai merasa ada yang aneh dengan suaminya.

Setelah kejadian itu, Einar semakin yakin bahwa ada yang lain pada dirinya. Hasratnya menjadi perempuan semakin tinggi. Einar mengaku, sejak kecil ia sudah merasakan hal tersebut. Karena saat kecil ia pernah dicium oleh teman laki-lakinya bernama Hans.

Namun Gerda tak mau menerima orientasi sang suami begitu saja. Ia berusaha ’’menyembuhkan’’ Einar. Mereka pergi mencari dokter. Namun, alih-alih sembuh, dokter yang sering mereka kunjungi mengatakan bahwa Einer mengalami gangguan jiwa. Hingga pada akhirnya, Gerda menerima kenyataan Einar telah berubah menjadi Lili.


PENAMPILAN Einar Wegener ketika masih menjadi laki-laki. Ia awalnya tidak memahami identitasnya sebagai perempuan hingga menikah dengan Gerda. -Universal Pictures-

Setelah menerima keputusan Einar, Gerda juga yang mengantarkan sang suami untuk melakukan operasi alat kelamin. Itulah operasi transgender pertama yang pernah dipraktikkan di dunia.

Apakah dengan menjadi perempuan, Einar akan bahagia? Bagaimana dengan Gerda? Apakah dia juga bahagia ketika sang suami memeluk identitas gendernya dengan utuh? Well. Silakan ditonton sendiri deh. Yang jelas, ending dari film ini akan membuat para penontonnya sobbing, alias tersedu-sedu Hiks… hiks…

Tema yang diangkat The Danish Girl sejatinya masih cukup tabu di Indonesia. Yakni tentang transgender. Masyarakat kita (dan sebenarnya di luar negeri juga) masih memandang rendah transpuan dan transmen. Banyak di antara mereka yang masih hidup dalam bayang-bayang. Di-bully dan dihalangi hak-haknya.

Banyak nilai kemanusiaan yang terkandung dalam The Danish Girl. Salah satunya, bahwa setiap orang bebas untuk mengekspresikan diri. Juga menentukan jati diri tanpa harus merasa bersalah, seperti yang dialami oleh Einar Wegener.

Dan ternyata, film ini diangkat dari kisah nyata loh! Einar Wegener atau Lili Elbe adalah transgender pertama yang berasal dari Denmark. Ia lahir sebagai pria bernama Einar Magnus Wegener dan merupakan seorang pelukis ternama. Einar akkhirnya mengganti identitasnya menjadi Lili Else Ilvenes atau Lili Elbe. Persis seperti di film.

Menonton lagi film ini enam tahun setelah dirilis, entah mengapa, masih terasa relevan. Karena sejatinya, masalah dan pergulatan batin yang dihadapi Einar, juga masih dirasakan oleh banyak pria maupun perempuan di era modern. Bahkan Bruce Jenner juga sempat dicibir ketika memutuskan jadi Caitlyn Jenner. (Retna Christa-*)

Sumber: