Sebelum Nonton Filmnya, Yuk Kenali Dulu Siapa Itu Oppenheimer

Sebelum Nonton Filmnya, Yuk Kenali Dulu Siapa Itu Oppenheimer

Poster Trailer Oppenheimer--th.bing.com

HARIAN DISWAYOppenheimer, karya terbaru sutradara Christopher Nolan, bakal tayang di bioskop pada 21 Juli 2023 mendatang. Fans sudah sangat excited. Karya sineas yang telah menghasilkan trilogi The Dark Knight, Inception, dan Interstellar itu jarang gagal. Apalagi, kali ini membahas sosok yang sangat kontroversial dalam sejarah peradaban modern. Yakni, Oppenheimer. Siapa sih, Oppenheimer?

Oppenheimer mengisahkan tentang fisikawan AS berdarah Yahudi yang menciptakan bom atom pada Perang Dunia II. Ya, bom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki itu. Yang efeknya membuat Indonesia—dan negara-negara jajahan lain—meamerdekakan diri. Bagi separo warga dunia, ia adalah pahlawan. Namun bagi yang kalah perang, ia adalah otak dari sebuah senjata paling mematikan yang pernah ada.

’’Suka atau tidak, J Robert Oppenheimer adalah orang paling penting yang pernah ada. Ia yang menciptakan dunia yang kita hidupi sekarang, dengan segala baik buruknya,’’ papar Christopher Nolan, dalam panel Oppenheimer di CinemaCon, Las Vegas, 26 April 2023 lalu.

BACA JUGA: Film Horor Evil Dead Rise tayang di Bioskop 5 Mei 2023, Ini Sinopsisnya

Fisikawan itu memiliki nama lengkap Julius Robert Oppenheimer. Ia lahir di New York, 22 April 1904. Pada 1927, ia menerima gelar doktor berkat bimbingan Max Born di Gottingen, Jerman, yang kala itu merupakan tempat pengembangan mekanika kuantum.


Julius Robert Oppenheimer--beyinsizler.net

Dari situ, karier Oppenheimer berkembang pesat. Ia sering menginisiasi perkembangan pada fisika, terutama bidan fisika atom dan nuklir. Tak hanya itu. Ia juga mengembangkan ide mengenai bintang neutron dan lubang hitam (black hole). Pada saat itu teori tersebut banyak ditinggalkan para astronom. Sehingga kepakaran Oppenheimer makin melejit. Puncaknya, ia diminta memimpin sebuah proyek yang bernama Proyek Manhattan.

Proyek Manhattan (disebut juga Manhattan Engineering District), merupakan proyek riset dan pengembangan yang bertujuan menciptakan senjata nuklir pertama. Oppenheimer menjadi kepala riset, sedangkan Jenderal Leslie R. Groves menjadi penanggung jawab.

Dalam perkembangannya, Amerika Serikat dibantu oleh Inggris dan Kanada untuk mempercepat pembuatan senjata. Pemerintah AS beralasan, mereka harus melakukan itu karena pasukan Nazi Jerman juga melakukan hal serupa. Bedanya dengan pihak Nazi, skala Proyek Manhattan sangat besar. Penelitiannya bahkan digeber di lebih dari 25 lokasi. Ada tiga lokasi yang menjadi tempat riset paling rahasia. Yakni Hanford, Washington, Los Alamos, New Mexico, dan Oak Ridge, Tennessee.

Untuk mengembangkan senjata nuklir, banyak teori fisika dan hipotesis yang diuji. Di tengah perdebatan para ilmuan, ada beberapa teori yang selalu dipakai. Seperti reaksi fisi dan fusi nuklir. Prosesnya adalah mengekstrak uranium alami (U-238) untuk mendapatkan Uranium 235. Yang nantinya menjadi bahan baku utama pembuatan bom super.

Setelah berhasil, bom super yang sering kita kenal sebagai Fat Man dan Little Boy itu diledakan di Hiroshima dan Nagasaki, pada Agustus 1945. Seperti kita ketahui, bom itu mengakhiri perlawanan kubu Axis (Jerman, Italia, Jepang, dan kroni-kroninya). Sekaligus membuat Perang Dunia II selesai. Namun, kematian dan kehancuran yang diakibatkannya menjadi harga yang terlalu mahal.


KOTA HIROSHIMA setelah dijatuhi bom atom pada 9 Agustus 1945. Bom itu diciptakan oleh Oppenheimer.-BBC-

Hal itu membuat Oppenheimer sebagai penemu bom super sangat kecewa dengan ciptaannya sendiri. Dalam penyesalannya, ia teringat dengan sebuah kalimat dalam kitab agama Hindu, yakni Bhagavad-Gita. Yang artinya, ’’Sekarang saya menjadi Kematian, sang penghancur dunia.’’

Christopher Nolan sangat yakin, Oppenheimer saat itu juga menghadapi dilema etis. ’’Orang-orang paling brilian di negeri ini sedang putus asa menghadapi Nazi yang juga mengembangkan nuklir di Perang Dunia II,’’ katanya.

Oppenheimer sangat menyesal. Ia ingin mengembangkan ilmu fisika untuk kemaslahatan manusia. Namun, malah berbalik menjadi pembuat senjata pemusnah massal yang mematikan. Kita tunggu saja bagaimana film Oppenheimer menggambarkan dilema yang dihadapi J Robert Oppenheimer, dan apa yang ada di pikirannya sebelum menekan tombol peluncuran bom. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: britannica