Kota Surabaya Jadi Lokasi Kickoff P20
Ketua DPR RI menyambut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kanan) di acara kickoff pertemuan P20 di Hotel JW Marriot kemarin.-Boy Slamet-
Ia membeberkan beberapa contoh kasus. Misalnya, nyaris separuh pemuda yang hidup saat ini mengalami stunting di masa kecil. Selain itu, di bidang lapangan pekerjaan tak kalah parah. Sumber daya manusianya terkategori rendah.
Hanya 9 persen pekerja yang berhasil mendapatkan pendidikan tinggi. Sekitar 50 persen lainnya tergolong pekerja di sektor informal. Maka, diperlukan pembangunan keberlanjutan untuk mengatasinya.
”Harus kolaboratif. Seimbang antara lingkungan, ekonomi, dan sosial. Sesuai dengan arahan sustainable development goals (SDGs),” kata Yusuf. Sehingga harus mulai disusun rancangannya. Dengan porsi yang pas dan tak ada yang mendominasi di salah satunya.
Peneliti senior bidang ekonomi politik internasional FISIP Universitas Airlangga I Gede Wahyu Wicaksana juga berkesempatan bicara. Ia mengkritisi satu hal bahwa bagaimana peran P20 nanti bisa memengaruhi pertemuan KTT G20. ”Misal yang terpenting bagaimana mewujudkan kemajuan dan kedamaian dunia,” jelasnya.
Sebab, diplomasi multilateral seperti forum pertemuan G20 bukanlah barang baru. Bahkan, komitmen multilateral telah berlangsung lebih dari 100 tahun. Menghasilkan sekitar 400 poin kesepakatan multilateral.
”Tapi, toh gak ada efeknya sampai hari ini,” tandas Gede. Itu terbukti dari kegagalan bersama dalam mengatasi pandemi Covid-19. Atau malah muncul perang Rusia-Ukraina. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: