Menjaga Berat Badan Anak Bisa Mengurangi Risiko Demensia Di Usia Tua

Menjaga Berat Badan Anak Bisa Mengurangi Risiko Demensia Di Usia Tua

Anak-anak tumbuh dengan berat badan ideal.-Thirdman/Pexels-

LONDON, HARIAN DISWAY – Tingkat obesitas anak telah melonjak selama beberapa dekade terakhir. Sepertiga dari populasi anak-anak menjadi gemuk pada saat mulai sekolah menengah. Padahal, anak yang mengalami kelebihan berat badan memiliki kerentanan lebih tinggi terkena demensia di usia tua. 

Sebuah penelitian dilakukan terhadap 1.200 anak yang dipantau perkembangannya selama 30 tahun. Para peneliti ini menemukan bahwa anak-anak yang lebih bugar dan memiliki berat badan proporsional, memiliki keterampilan berpikir yang lebih baik di kemudian hari. Para ilmuwan percaya bahwa kemampuan kognitif yang meningkat dapat melindungi mereka dari kehilangan ingatan di usia tua.

Peningkatan jumlah anak-anak dan juga dewasa yang mengalami obesitas ini disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat. Misalnya, terlalu banyak mengonsumsi junk food dan kurang gerak. 

Saat ini tidak ada obat untuk demensia, istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan neurologis progresif ini. Tetapi belum ada cara yang terbukti untuk mencegah kehilangan memori juga. Tetap sehat dan berolahraga di usia paruh baya sangat membantu Anda untuk mengurangi risiko terkena gangguan ini

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Science and Medicine in Sport menyebutkan tindakan preventif yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena demensia adalah dengan menjaga berat badan sejak kecil. Profesor Michele Callisaya dari Monash University di Melbourne yang menjadi penulis utama jurnal penelitian tersebut mengatakan temuan itu mendukung strategi perlindungan kesehatan masyarakat untuk mengurangi tingkat obesitas pada anak.

’’Strategi perlindungan ini penting karena dapat berkontribusi pada peningkatan kinerja kognitif di usia paruh baya,'’ katanya dikutip dari  Daily Mail. ’’Studi ini juga menunjukkan bahwa strategi perlindungan terhadap penurunan kognitif di masa depan perlu dimulai sejak masa kanak-kanak,’’ lanjutnya. Tujuannya adalah agar otak bisa mengembangkan cadangan yang cukup untuk melawan kondisi seperti demensia ini di masa tua. 

Penelitian yang dimulai pada 1985 itu menguji 1.244 anak tentang seberapa cepat mereka berlari dalam jarak 1 mil, seberapa jauh mereka bisa melompat, seberapa cepat bisa berlari sejauh 50 m, dan berapa banyak push-up yang bisa dilakukan dalam 30 detik. Rasio ukuran antara pinggang ke pinggul anak-anak itu juga dihitung, untuk mengetahui seberapa gemuk atau kurus mereka. 

Peserta ini kemudian diuji lagi antara 2017 dan 2019, ketika sudah berusia 40-an . Tetapi kali ini untuk mengetahui kemampuan kognitif. Mereka menjalani tes untuk mengetahui seberapa cepat mereaksi, mengingat memori dan memperhatian sesuatu. 

Para ilmuwan menemukan mereka yang lebih bugar dan kurus saat anak-anak mendapat skor lebih tinggi dalam kecepatan memproses ingatan dan perhatian. Menjadi bugar sebagai seorang anak dianggap meningkatkan kesehatan kardiovaskular dengan menjaga pembuluh darah dan menjaga otak dalam kondisi baik.

Angka tahun ini menunjukkan proporsi anak berusia 4 dan 5 tahun yang mengalami obesitas melonjak 46 persen dibanding tahun 2020. Di Amerika Serikat seperlima anak-anak dan remaja berusia antara 2-19 tahun mengalami obesitas.

Alzheimer's Society melaporkan ada lebih dari 900.000 orang yang hidup dengan demensia di Inggris saat ini. Ini diproyeksikan meningkat menjadi 1,5 juta pada tahun 2040. Perkiraan saat ini adalah bahwa sekitar 5,8 juta orang di Amerika Serikat menderita penyakit Alzheimer dan demensia. 

Kasus demensia secara global diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050, dengan 153 juta orang diperkirakan akan hidup dengan kondisi tersebut dalam beberapa dekade.(*)

 

Sumber: