Hore, Cabor Nenek Moyang Futsal Ini Akan Dipertandingkan di Porprov VII 2022
BOJONEGORO menjadi yang terbaik di olahraga bola tangan di Jawa Timur. Mereka mendominasi sektor putra dan putri. -Pengprov ABTI Jatim-
BOLA tangan akan memulai debutnya sebagai cabang olahraga resmi di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII 2022. Cabang olahraga yang disebut sebagai nenek moyang futsal itu akan dipertandingkan di gedung serbaguna SMPN 7 Jember pada 24 Juni–2 Juli. Sebagai cabang olahraga baru di Porprov VII, bola tangan berharap makin populer di kalangan masyarakat.
Bola tangan alias handball memang kurang begitu terdengar di Indonesia. Padahal, dalam sejarahnya, olahraga itu layak disebut sebagai nenek moyang futsal. Mulai ukuran lapangan, ukuran gawang, hingga zona pergantian pemainnya pun sama. Bola tangan lahir pada 1890 oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Konrad Koch. Sementara itu, futsal tercetus empat dekade setelahnya.
Setelah menjadi cabor ekshibisi di Porprov VI 2019 di Tuban, bola tangan sudah menjadi cabang olahraga resmi di Porprov VII 2022. Ada dua medali emas yang diperebutkan. Bola tangan putra diikuti 15 kota dan kabupaten. Lalu, kategori putri diikuti 12 daerah. ”Kami optimistis pelaksanaan bola tangan akan meriah dan seru. Tak kalah dengan cabor lain,” kata Ardian Aji Pranata, ketua harian Pengprov Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Jawa Timur (Jatim).
Venue pertandingan menjadi salah satu kuncinya. Menurut Ardian, banyak siswa SMPN 7 Jember yang membela daerahnya di Porprov VII ini. Selain itu, Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Jatim didukung penuh oleh kepala SMPN 7 Jember. Progres bola tangan di Jatim pun sangat bagus. Sejak Pengprov ABTI Jatim terbentuk pada 2015, sudah ada 20 pengkab dan pengkot yang terbentuk. ”Ada lima kota dan kabupaten baru yang akan kami lantik setelah Porprov,” terang Ardian.
Bicara soal persaingan, Kabupaten Bojonegoro masih menjadi yang terkuat. Mereka mendominasi baik di tim putra maupun tim putri. Bojonegoro menjadi yang terkuat saat bola tangan menjadi cabang olahraga ekshibisi di Porprov VI 2019. Kemudian, mengulangi pencapaiannya di Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) 2021 pada Desember lalu.
Meski demikian, itu tidak berarti tak ada daerah yang bisa mengganggu dominasi Bojonegoro. Nantinya, mereka bertarung dua kali 25 menit di atas lapangan. ”Yang berpotensi menjadi kuda hitam itu Surabaya, Gresik, Lamongan, dan Sumenep,” imbuh technical delegate bola tangan di Porprov VII tersebut.
Seperti kebanyakan pengurus cabang olahraga lainnya, ABTI Jatim juga menerjunkan tim talent scouting untuk memantau atlet potensial di Porporv VII 2022. Selanjutnya, atlet yang terjaring akan dimasukkan ke skuad proyeksi pemusatan latihan daerah (puslatda) yang akan start pada Oktober. Mereka berharap meraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
”Kami sudah membuat road map untuk meraih emas di PON Aceh. Kami awali dengan refreshing pelatih sebagai salah satu bentuk penguatan fondasi menuju emas. Sebab, kami ingin kualitas pelatih di Jatim meningkat. Lalu, kami akan talent scouting atlet di Porprov. Kemudian, mereka digabungkan dengan atlet yang tampil di PON Papua kemarin,” jelas alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: