Membuat Pot dan Vas Tembikar, Alternatif Healing Buat yang Sering Overthinking

Membuat Pot dan Vas Tembikar, Alternatif Healing Buat yang Sering Overthinking

BELAJAR SAMBIL BERMAIN, dua pengunjung cilik, Ga-eum (kiri) dan Sally mengecat tanah liat yang sudah dibentuk menjadi cawan mungil berhias kelinci. -Faizal Pamungkas-Harian Disway-

HEALING sering dimaknai dengan pergi berlibur ke luar kota. Padahal, aktivitas menyembuhkan diri dari stres bisa bermacam-macam. Salah satunya, menyibukkan diri dengan membuat kerajinan tangan. Bikin pot dan vas tembikar bisa jadi opsi.

Ada sebuah tempat di Surabaya Barat yang menawarkan HEALING alternatif sebagai penawar gundah. Semacam pelarian singkat yang positif dan menghasilkan karya yang unik. Java Pottery namanya. Berlokasi di Rooftop Ivy School, di dalam perumahan Royal Residence.

Sesuai namanya, kita bisa membuat aneka kerajinan tangan tembikar (Pottery). ’’Bebas, mau bikin apa saja. Nanti tekniknya diajari sampai bisa,’’ jelas Keken, pengelola Java Pottery.

Membuat tembikar merupakan seni tua yang sudah sangat terkenal dalam berbagai budaya. Seni ini membutuhkan peralatan khusus. Dan melibatkan proses yang cukup panjang. Mulai dari mengolah bahan dasar tanah liat, sampai akhirnya bisa menjadi benda pecah belah cantik. Yang bisa difungsikan sebagai perlengkapan dapur maupun dekorasi rumah.

Kalau bicara tembikar, pasti generasi milenial langsung teringat scene ikonis dari film Ghost. Yang dibintangi Demi Moore dan Patrick Swayze itu. Dalam salah satu adegan, tokoh yang diperankan Demi Moore sedang membentuk tembikar. Patrick Swayze memeluknya dari belakang. Mereka menyatukan jemari. Hingga potnya berbentuk cetakan tangan mereka.


PENGUNJUNG asal Korea, Ga-eum, meratakan tanah liat dengan tangannya sebelum meletakkan adonannya di atas electric wheel. Itu adalah metode membuat tembikar yang paling umum dipakai. -Faizal Pamungkas-Harian Disway-

Well, memang kurang lebih seperti itu cara membuat perabot tembikar. Tapi, dalam praktiknya, tidak semudah yang dibayangkan.

’’Jangan khawatir, ada layanan bagi para beginner atau yang ingin mencoba pengalaman baru dengan pendampingan expert,’’ jelas Keken. ’’Tapi kalau mau mencoba explore sendiri tanpa bantuan expert juga boleh,’’ lanjut dia.

Jika pengunjung belum pernah membuat tembikar, mereka bisa mencoba paket pottery explore.  Mereka pengunjung bisa bereksplorasi dengan berbagai metode pilihan. Mulai dari hand building, manual wheel, hingga atau electric wheel.

Metode hand building merupakan teknik pembuatan tembikar dengan menggunakan tangan. Tanpa alat bantu putar (wheel). Pengunjung bisa meremas dan menekan-nekan tanah liat menggunakan tangannya sendiri. Sambil nanti bisa dibantu ukir dengan alat-alat yang disediakan.

Sedangkan manual wheel, alatnya menggunakan lingkaran putar yang diputar secara manual dengan tenaga tangan. Sedangkan metode electric wheel yang menggunakan mesin sebagai alat putarnya. Seperti yang di film Ghost itu. Electric wheel juga menjadi metode umum yang banyak dipakai seniman tembikar profesional.


MANGKUK-MANGKUK cantik hasil karya pengunjung Java Pottery ditata rapi. Setelah dioven, barang-barang tembikar tersebut siap diwarnai dan bisa dibawa pulang sebagai suvenir. -Faizal Pamungkas-Harian Disway-

Pengunjung Java Pottery tidak mengenal batasan usia. Dari orang dewasa, remaja, hingga anak-anak bisa mencoba. Biasanya, kata Keken, remaja dan orang dewasa datang untuk healing dan mencari suasana baru. Ada juga yang ingin menambah skill. ’’Untuk anak-anak dibawah 10 tahun disarankan untuk ditemani oleh pendamping,” pesan Miss Keken.

Ketika Harian Disway berkunjung beberapa pekan lalu, ada Anthony, pengunjung yang mencoba kelas pottery untuk mengisi hari libur. ’’Saya disuruh istri, dan memang tertarik. Katanya jangan kerja terus, ya sekali-sekali healing sambil membuat kerajinan dari tanah liat,’’ ungkap Anthony.

Kalau melihat bagaimana Anthony membuat tembikar, tangannya meliuk-liuk di atas tanah liat dengan bantuan electric wheel, sekilas tampak mudah dan menyenangkan. Tetapi ketika mencoba sendiri, ternyata sulit.

Ketika membentuk tembikar, kedua tangan harus seimbang. Dan saat memegang tanah liat di atas electric wheels, diperlukan berbagai keterampilan. Misalnya gesekan antara tangan dan tanah liat, dan tekanan tertentu untuk membentuk tanah liat.

Dalam proses menekan tanah liat di atas electric wheel pun juga harus seimbang atara sisi kanan dan kiri. Agar bentuknya sempurna. Karena hasil akhir itulah yang akan menyesuaikan proses bagaimana tangan kita menekan dan menyelaraskan bentuk penekanan seperti yang diinginkan.

’’Memang, untuk membuat tembikar ini, pikiran kita perlu tenang. Kita harus terhanyut ke dalam dunia kita sendiri. Membayangkan sesuatu yang merilekskan pikiran, dan membantu konsentrasi dalam membuat bentuk,’’ tutur Keken.


PENGELOLA Java Pottery, Keken, menunjukkan oven yang digunakan untuk memanggang tanah liat. -Faizal Pamungkas-Harian Disway-

Jika sudah berhasil membuat satu karya, jangan dibawa pulang dulu. Sebab, hasil kreasi itu masih sangat rawan kembali ke bentuk aslinya. Tapi, kalau sudah kepingin banget memamerkannya kepada orang rumah, kita bisa mengeringkan dan membakar tembikar kreasi kita tersebut.

’’Buat mengeringkan dan membakarnya juga butuh waktu. Pengunjung bisa menunggu, nanti bakal diberi tahu kalau tembikarnya sudah siap dibawa pulang,’’ kata Keken. Saat itulah, biasanya, kelelahan dan kesulitan selama membuat tembikar terbayar lunas. Rasanya puas bisa membuat sesuatu dari tangan kita sendiri! (Retna Christa-Zahwa E. Bella)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: