Beginilah Matinya Suntik Bokong Gede
-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-
Kematian mahasiswi I di Apartemen Cipulir, Jakarta, dipastikan akibat suntik silikon di bokong. ”Penyuntik L (Lisa) bukan dokter,” kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto di konferensi pers Rabu, 22 Juni 2022.
KEPASTIAN itu hasil autopsi bedah mayat I (31, semula disebut polisi 22 tahun) di RS Polri R. Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Hasil autopsi dikonfrontasi dengan keterangan tersangka Lisa, 29, selaku penyuntik. Lisa mengakui menyuntikan silikon ke bokong I. ”Sehingga ada kecocokan,” ujar Budhi.
Dengan kepastian itu, kasusnya jadi jelas. Tidak ada spekulasi. Tulisan di kolom ini kemarin menduga, kematian I akibat suntikan filler, disebut Brazilian butt lift (BBL). Ternyata suntikan silikon di bokong.
BACA JUGA: Rela Mati demi Bokong Gede
BBL dengan silikon berbeda. Jauh. Sama-sama disuntikkan ke bokong, tapi beda cara.
BBL adalah memindahkan lemak, dari titik tertentu yang dikehendaki pasien (biasanya perut) dipindah ke titik tertentu (dalam kasus ini: bokong). Prosesnya sedot dan suntik.
Suntik silikon cuma satu kali suntik saja, cairan silikon langsung ke bokong. Hasil autopsi, I mati akibat overdosis silikon di bokong. Ambyar... Menyumbat pembuluh darah. Sakit luar biasa. Mati.
Budhi: ”Kami tangkap satu tersangka lagi inisial RH (41) juga transpuan. Peran RH (alias Bella) adalah merekomendasi korban I agar disuntik silikon oleh L (Lisa). Dan, RH mendapat komisi dari L atas pasien yang jadi korban.”
Lisa dan Bella sama-sama transpuan. Polisi tidak menyebut nama pria mereka. Tapi, disebut polisi, korban I kenal akrab dengan Bella. Lantas, minta pertimbangan suntik silikon. Oleh Bella, korban I diarahkan ke Lisa.
Lisa dan Bella sama-sama mengelola salon. Sedangkan, salon Lisa adalah apartemen atau TKP terbunuhnya I.
Dikutip dari situs United States Food and Drug Administration (FDA), suntik silikon ke bokong jauh lebih mematikan daripada BBL. Artinya, jumlah korban mati akibat suntik silikon jauh lebih banyak daripada BBL.
Dr Clyde Ishii, presiden American Society for Aesthetic Plastic Surgery (ASAPS), mengatakan bahwa FDA melarang penggunaan suntik silikon untuk kosmetika sejak 1990-an. Sebab, itu sangat berbahaya.
FDA melarang BBl, apalagi suntik silikon. Tapi, praktik ilegal tetap saja ada di Amerika Serikat (AS). Tarif BBL (ilegal) di sana berkisar USD 10 ribu (sekitar Rp 140 juta). Sedangkan suntik silikon sepersepuluhnya. Atau setara Rp 14 juta.
Ishii tidak memungkiri, ada banyak suntik silikon yang sukses. Dilakukan dokter ahli bedah plastik. Pasien tetap hidup. Hasilnya, bokong jadi montok, seksi. Ia katakan begini:
”Awalnya terlihat bagus. Tapi, seiring waktu, di bokong terbentuk jaringan parut. Kian lama kian melebar. Terus tumbuh dan berkembang. Mengapa bisa begitu? Sebab, silikon menjalin jalan ke jaringan tubuh. Lama-lama menjadi kental dan keras, dan tidak mungkin untuk dihilangkan. Karena silikon sudah menyatu dengan jaringan tubuh.”
Ishii tidak memastikan, berapa lama munculnya parut bokong sejak pertama disuntik? Sebab, itu bergantung daya tahan masing-masing. Tapi, kisarannya, tiga sampai lima tahun setelah disuntik.
Persoalan lain, bahan silikon. Ada bahan silikon farmasi yang memang untuk kepentingan medis. Tentu, harganya mahal. Ada yang menggunakan bahan silikon bukan medis. Itu biasa dilakukan oleh bukan dokter.
”Mereka membeli silikon dari Home Depot atau Lowe’s,” jelas Ishii. Maksudnya, itu toko material bahan bangunan, kalau di Indonesia seperti Mitra 10.
Silikon jenis itu biasa digunakan tukang bangunan untuk menutup garis, pertemuan antar pasangan keramik lantai. Bahasa tukang kita disebut ”nat”.
”Silikon jenis ini jauh lebih murah daripada silikon kelas medis,” tulis Ishii.
Selain soal bahan, juga keahlian penyuntik. Harus dilakukan dokter ahli bedah plastik. Dengan dosis silikon medis maksimal 300 mililiter. Mengapa begitu? Dr Ishii menjelaskan, begini:
Jika penyuntiknya bukan dokter ahli bedah plastik, arah suntikannya spekulatif. Kita sebut: Untung-untungan.
Jika arahnya benar, bisa sukses. Tapi, dengan munculnya parut bokong, seperti penjelasan di atas. Sedangkan, kalau meleset, suntikan masuk ke pembuluh darah.
Kemudian, silikon terbawa darah, menuju jantung atau paru-paru. Di situlah aliran darah tersumbat. Mengakibatkan pasien mengalami sakit luar biasa. Akhirnya aliran darah macet. Pasien mati.
Di kasus Apartemen Cipulir, polisi belum mengumumkan, silikon jenis apa yang disuntikkan ke bokong I dan berapa volumenya? Polisi hanya menyebutkan, overdosis silikon.
Tapi, lihatlah ini. Dari tersangka, polisi menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya, 1 jeriken (ukuran 5 liter) berisi cairan etanol 96 persen, 1 jeriken (ukuran 5 liter) berisi cairan silikon, 1 kardus berisi suntikan kosong yang masih tersegel, dan 1 wadah obat bius merek Lidocaine.
Ishii menyebutkan, maksimal suntikan 300 mililiter silikon. Di kasus ini, dari barang bukti yang disita polisi, disiapkan literan silikon. Juga, literan etanol.
Mungkin saja, maksud tersangka, antisipatif, begini: ”Siapa tau silikonnya kurang.” (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: