Festival Akustik Sambut Bulan Bung Karno di Untag Surabaya

Festival Akustik Sambut Bulan Bung Karno di Untag Surabaya

Penampilan Amorigos dari SMPN 32 di lomba akustik yang digelar di Untag Surabaya, Sabtu, 25 Juni 2022.-Guruh Dimas Nugraha/Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Dalam rangka Hari Jati Kota Surabaya (HJKS) ke-729 dan Bulan Bung Karno, pada 25-26 Juni, beberapa lembaga mengadakan festival akustik tingkat pelajar dan mahasiswa. Pada hari pertama, 20 band pelajar terpilih tampil di Lapangan Parkir Utara Untag, Surabaya.

Usia belia, tapi soal musikalitas mereka tak bisa diremehkan. Itulah 20 band pelajar yang tampil dalam Festival Akustik, yang digelar di Universitas 17 Agustus, Surabaya. Band yang tampil sudah melewati proses seleksi yang ketat sejak 10-19 Juni, grup-grup itulah yang dipilih oleh dewan juri dan tampil secara live.

Event Festival Akustik tersebut memperebutkan Piala Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang digelar untuk kali pertama itu. Eri dijadwalkan hadir Minggu, 26 Juni 2022. Bertepatan dengan pertunjukan live para pemusik akustik dari kalangan mahasiswa. "Besok akan diumumkan 3 pemenang dari kalangan pelajar dan 3 pemenang dari kalangan mahasiswa," ungkap Fitriyanti Sutan (Fitri), salah satu panitia, Sabtu, 25 Juni 2022.

Acara tersebut digelar oleh beberapa lembaga. Di antaranya adalah Relawan Pejuang Demokrasi (Repdem), Taruna Merah Putih (TMP), Untag, Bakti Dharma Hita (BDH) dan lain-lain.

"Jadi penyelenggaranya tidak hanya Untag. Tapi lembaga-lembaga bernapas nasionalisme. Seperti kami dari Repdem, terdiri dari para mahasiswa dari 9 universitas di Jawa Timur," ujar Nur Ilmi Anbiya, mahasiswi jurusan Hukum, Universitas Airlangga yang juga bertindak sebagai panitia.

Napas nasionalisme sesuai dengan Bulan Bung Karno, sebagai tema besar acara tersebut. Maka lagu-lagu wajib yang dibawakan oleh para penampil bertema nasionalisme dan rasa cinta tanah air.

Dua lagu wajib adalah Cinta Indonesia karya Guruh Soekarnoputra dan Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki. Sedangkan lagu pilihan, panitia mewajibkan para peserta untuk memilih satu di antara lima belas lagu daerah.

Amorigos band dari SMPN 32, misalnya, mereka tampil dalam format akustik. Gitar akustik dan keyboard. Petikan gitar dan rhythm section dari denting notasi keyboard memberi suasana syahdu ketika mereka menyanyikan Indonesia Pusaka. Hampir menyerupai musikalitas Shanna Shannon, penyanyi yang meng-cover lagu tersebut di YouTube


D'Icarus, band pelajar dari SMA 17 Agustus 1945 usai tampil di Untag, Sabtu, 25 Juni 2022.--

Sedangkan D'Icarus band dari SMA 17 Agustus 1945 tampil berformat 4 player. Nuansa kajun, bass dan melodi gitar yang dipetik membawa nada-nada riang ketika menyajikan Cinta Indonesia. Sebagian besar vokalis dalam 20 grup band yang tampil adalah perempuan. One Rhythm dan Amorigos adalah dua di antara beberapa penampil dengan vokalis perempuan yang mengenakan pakaian adat.

Juri dalam Festival Akustik tersebut terdiri dari tiga musisi senior. Edi Hazt, Bayu Werdianto dan Didit Wahyudi. Edi, owner Nada Musica Studio Recording, tampak menyimak dengan serius para penampil pelajar itu. Sesekali mengusap rambut panjangnya yang berkibar diterpa angin. "Arek-arek enom (Anak-anak muda,Red) itu secara mayoritas sudah oke. Musikalitasnya bagus. Tetapi ada juga beberapa yang kurang. Mungkin persiapannya belum maksimal," ungkap pria 50 tahun itu. 

Pementasan Festival Akustik pada 25 Juni berakhir pada pukul 3 sore. Pemenang dari kegiatan tersebut akan diumumkan keesokan hari dan akan bersanding dengan para pemenang kategori mahasiswa. "Sudah kami kantongi nama-nama pemenangnya. Besok katanya akan dianugerahi piala oleh pak Wali Kota," kata Edi. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: