Bentrok dengan Piala Presiden, Piala Wali Kota Surabaya Batal

Bentrok dengan Piala Presiden, Piala Wali Kota Surabaya Batal

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.--

Piala Wali Kota Surabaya akhirnya batal digelar. Turnamen pra musim yang digagas untuk meramaikan HUT Surabaya ke-729 itu awalnya dijadwakan berlangsung 4-7 Juni di Stadion Gelora Bung Tomo. Penyelenggaranya Asprov PSSI Jatim.

"Kami mohon maaf kepada  Bapak Wali Kota Eri Cahyadi dengan terpaksa turnamen Piala Wali Kota kami batalkan karena alasan yang sangat teknis," jelas Amir Burhanuddin, Wakil Ketua PSSI Jatim, Kamis (26/5).

Pembatalan Piala Wali Kota Surabaya karena sangat berhimpitan dengan turnamen pra musim PSSI, yaitu Piala Presiden. 

PSSI menyatakan bahwa turnamen pra musim yang menjadi persiapan menuju Liga 1 Indonesia 2022-2023 dijadwalkan mulai pertengahan Juni 2022. Tepatnya digelar mulai 11 Juni.

Baca juga: Anak Sakit, Kedatangan Gelandang Persebaya Higor Vidal Mundur Hari Ini

"Asprov PSSI Jatim tidak ingin klub-klub yang akan menjalani Piala Presiden terganggu dengan keikutsertaan mereka di Piala Wali Kota,” ujar Amir. 

Oleh karena itu, Asprov memilih membatalkan Piala Wali Kota Surabaya. “Jadi perlu ditekankan yang membatalkan Piala Wali Kota adalah Asprov bukan Pemkot Surabaya," tambah Amir.

Amir mengaku pembatalan turnamen itu sudah disampaikan langsung ke Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Ke depan, kata Amir, Asprov dan Pemkot Surabaya tetap membuat event Piala Wali Kota. Meskipun tidak berkaitan dengan HJKS.

“Kami akan set ulang turnamen Piala Wali Kota sebagai persiapan Stadion Gelora Bung Tomo sebagai salah satu venue Piala Dunia 2023," terang Amir.

Baca juga: Persebaya Kedatangan Pemain Seleksi Michael Rumere, Begini Statistiknya...

Adanya Piala Presiden memang membuat nasib Piala Wali Kota Surabaya dipertanyakan. Waktunya dinilai terlalu mepet. Tim-tim peserta akhirnya memilih lebih fokus menghadapi Piala Presiden. Sebab turnamen pra musim itu sebagai uji kesiapan menuju kompetisi Liga 1.

Situasi itu sebetulnya sudah dipahami PSSI Jatim. Beberapa modifikasi sempat dilakukan. Dari sisi peserta dilakukan perubahan. Awalnya, turnamen ini mengundang Persija, PSIS, Persebaya, dan Persis Solo. Belakangan, Persija tidak mau. Lalu digantikan Bali United.

Waktu pelaksanaan pun lebih dipersingkat. Awalnya direncanakan pada 1-11 Juni. Belakangan dimampatkan jadi lima hari, 4-7 Juni. Jumlah pertandingan juga dipersingkat. Penyisihan langsung perebutan final. 

Namun semua perubahan itu masih belum cukup menarik klub. Apalagi, sempat tersiar kabar, Persis Solo akan kirim tim junior ke turnamen ini. Tentu, ini akan menurunkan reputasi pelaksanaan. Akhirnya, semua kondisi itu membuat keputusan pembatalan dinilai yang paling masuk akal.(*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway