Revolusi Setan Erik Ten Hag

Revolusi Setan Erik Ten Hag

Erik Ten Hag Resmi menjadi pelatih Manchester United-Istimewa-@mufcrevolution

ERIK ten Hag melakukan revolusi di Manchester United (MU). Sebagian besar pemain MU bermigrasi ke klub lain. Paul Pogba dan Jesse Lingard sudah tak ada. Playmaker Juan Mata dan Nemanja Matic juga pergi. 

Sayangnya, nama-nama baru belum datang. Banyak pemain incarannya yang ditelikung. Darwin Nunez, misalnya, memilih ke Liverpool. Defender muda Jurrien Timber yang tadinya sudah oke memilih mundur karena ”veto” pelatih timnas Belanda Louis van Gaal. Gelandang Kalvin Philips malah disambar ”tetangga berisik” Manchester City.

MU sebetulnya tidak tinggal diam. Mereka juga sudah bergerilya. Namun, finis di posisi enam besar rupanya membuat daya tariknya meluntur. Banyak pemain profesional yang tidak mata duitan. Rasional.

Mereka memilih menit bermain daripada gaji besar tapi hanya jadi barang pajangan. Itu analogi Van Gaal kepada Timber. Van Gaal khawatir Timber jadi rongsokan. Ten Hag juga sibuk mengejar Frenkie de Jong dari Barcelona.

Celakanya, belakangan, Barca malah melontarkan ide ”gila”. Mereka menginginkan Hary Maguire jadi bahan pertukaran transfer De Jong. MU menolak mentah-mentah. Sekalipun Maguire kerap teledor dan menjadi aktor shambolic defence (pertahanan kacau balau) musim lalu, Ten Hag ternyata masih percaya kapasitas Maguire.

Semua orang tahu, MU hancur-hancuran musim lalu. Bayangkan, klub raksasa sekelas MU yang sudah 20 kali menjuarai Liga Inggris bisa kebobolan sampai 57 gol. Jumlah itu sama dengan gol yang diciptakan ke gawang lawan. Itulah periodisasi terburuk MU sejak 1990.

Itu adalah pertunjukan horor defensif cukup banyak dari awal hingga akhir, kebobolan empat gol dalam satu pertandingan pada lima kesempatan dan menderita kekalahan 0-5 di kandang oleh rival bebuyutannya, Liverpool.

Revolusi. Itulah jalan satu-satunya yang dilakukan Ten Hag. Tadinya, ia ingin merombak total. Namun, karena risikonya kelewat besar, revolusi itu dimulai dengan penataan mental kolektivitas tim secara besar-besaran.

Ten Hag ingin MU memegang bola selama mungkin. Ten Hag juga mengembalikan kultur lama yang sudah hilang semenjak Sir Alex Ferguson pergi. Yaitu, membangun chemistry antar pemain, baik lewat cara makan bersama setelah latihan maupun diskusi-diskusi intensif setelah ”perjamuan makan bersama” itu.

Karena itu, Manchester United telah menolak upaya Barcelona mengontrak kapten Harry Maguire sebagai bagian dari kesepakatan untuk Frenkie de Jong. MU mengalami kemajuan dalam diskusi mengenai kesepakatan untuk De Jong, dengan biaya 55 juta pounds sudah dibahas ditambah bonus yang bisa membuatnya naik menjadi sekitar  68 juta pounds.

Seperti dikutip The Sun, Barcelona berusaha untuk mengontrak Maguire sebagai bagian dari kesepakatan. Namun, bos baru MU Erik ten Hag ingin mempertahankan bek tengah tersebut. Namun, Maguire yang baru saja menikah pekan lalu harus menyerahkan ban kaptennya kepada Cristiano Ronaldo. Itu menjadi cara MU mempertahankan Cristiano Ronaldo yang belakangan ingin pergi karena MU dianggap tidak melakukan rekrutmen untuk menambal kekurangan selama ini.

Sosok De Jong dipandang sebagai prioritas utama Ten Hag di jendela transfer ini. Keduanya ingin membangun kembali chmistry yang pernah terjalin sewaktu masih di Ajax.

Lini tengah MU membutuhkan perombakan. Dan, De Jong dapat memiliki dampak besar dalam hal membuat tim bekerja sebagai unit yang lebih kohesif.

Jelas bahwa MU memerlukan bala bantuan di lini tengah setelah Nemanja Matic, Paul Pogba, Juan Mata, dan Jesse Lingard meninggalkan klub.

Manajer Barcelona Xavi Hrnandez sedang mencari bek tengah baru, terutama karena Gerard Pique rawan cedera dan Samuel Umtiti mungkin pergi. Barca sebetulnya punya Ronald Araujo, Eric Garcia, dan Clement Lenglet, tetapi Xavi sangat ingin membawa Maguire.

Lantaran kecenderungannya naik dengan bola, Maguire bisa saja cocok dengan gaya permainan Barcelona.

Maguire menerima banyak kritik musim lalu, saat MU mengalami musim menyedihkan yang berakhir di tempat keenam di Liga Premier.

Ada banyak kans saat keraguan atau posisi menyedihkan Maguire terbukti merugikan MU. Namun, pemain berusia 29 tahun itu ingin bertahan di MU dan membuktikan kepada Ten Hag bahwa ia bisa diandalkan.

Setelah bermain untuk Sheffield United dan Hull City, Maguire jadi bek termahal di dunia saat gabung MU dari Leicester seharga 80 juta pounds pada 2019.

Ia sudah 144 kali tampil untuk Setan Merah, tetapi belum meraih trofi apa pun. Sebab, penampilannya sering kurang konsisten.

Meski sering dikritik, Maguire tetap menjadi pemain terkemuka untuk MU dan timnas Inggris. Pasalnya, ia tetap mendapat dukungan dari Gareth Southgate.

Maguire sering tampil dengan standar yang lebih tinggi untuk negaranya dan telah membela Three Lions 46 kali. Ia tampaknya akan menjadi bagian dari skuad yang menuju ke Qatar untuk Piala Dunia 2022 akhir tahun ini. (*)

Sumber: