Jumlah Investor Naik Signifikan, BEI Buka Kantor Perwakilan Jawa Timur
Penekanan tombol digital oleh anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia, Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi.-Boy Slamet-Harian Disway-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - JAWA Timur mengalami perkembangan pesat di pasar modal. Jumlah Single Investor Identification (SID)/investor meningkat dalam waktu yang cukup singkat. Lima tahun lalu, jumlahnya kurang dari 500 ribu orang. Kini sudah mencapai 1.173.147 orang.
Itu berdasar data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia per Mei 2022. Peningkatan itu tak terlepas dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur. Yang menyalip angka pertumbuhan nasional dalam dua tahun terakhir.
Bursa Efek Indonesia (BEI) pun sigap merespons perkembangan itu. Yakni dengan resmi mendirikan Kantor Perwakilan BEI Jawa Timur, Senin, 27 Juni 2022. Beralamat di Jalan Kusuma Bangsa No 19 Surabaya.
Kantor itu didirikan sebagai bukti komitmen pengembangan pasar modal di Jawa Timur. Agar masyarakat makin tertarik. Terutama dalam memanfaatkan pasar modal sebagai sarana investasi dan pembiayaan.
“Agar masyarakat bisa memperdalam pemahaman. Sehingga jumlah maupun keaktifan investor di pasar modal pun meningkat lagi,” jelas Direktur Utama BEI Inarno Djajadi saat pembukaan. Kantor Perwakilan BEI Jatim merupakan salah satu dari 30 Kantor Perwakilan BEI yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dari Aceh hingga Papua.
Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Jatim.-Boy Slamet-Harian Disway-
Kini, di wilayah Jawa Timur terdapat 50 kantor Anggota Bursa dan 42 Perusahaan Tercatat. Serta 78 Galeri Investasi BEI yang terdiri dari Galeri Investasi konvensional, Galeri Investasi Syariah, Galeri Investasi Digital dan Galeri Investasi Edukasi.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen pun membeberkan strategi untuk pengembangan pasar modal. Setidaknya dengan memperhatikan tiga hal. Yaitu supply, demand, dan protection.
Supply itu mengacu pada peningkatan emiten. Yakni dengan meningkatkan kapitalisasi pasar modal. Minimal 70 persen dari produk domestik bruto (PDB). “Tahun lalu baru 51 persen. Harapannya bisa terus naik. Agar market-nya juga bertambah,” terangnya.
Begitu juga dengan demand. Harus ditingkatkan dengan menarik para investor sebanyak-banyaknya. Terutama memperbesar domestic retail investor. Mengingat pertumbuhan domestic institutional investor lambat karena pandemi Covid-19.
“Saya yakin domestik retail investor itu bisa terus dikembangkan. Hari ini sudah ada 9 juta investor,” jelasnya. Penggalangan dana (fundraising) pun sudah melebihi pertumbuhan kredit perbankan. Terakhir sudah mencapai Rp 100 triliun.
Selain itu, yang antre mendaftarkan IPO ada 56 perusahaan. Belum lagi yang akan menerbitkan obligasi. Bahkan kini pasar modal sudah memiliki 25 miliar lembar saham. Dan rata-rata nilai transaksinya mencapai Rp 17 triliun per hari.
Namun, semua itu harus diimbangi dengan protection atau perlindungan terhadap para investor. Makin banyak investor retail maka makin banyak tugas untuk melindungi mereka. “Jadi untuk menyongsong masa depan, maka harus punya rumah. Kantor perwakilan ini sangat penting sebagai wadah untuk merancang sesuatu dan mendiskusikannya,” tandas Husein.
Sementara itu, pendapat serupa juga disampaikan oleh Anggota DPR RI dari Komisi XI Indah Kurnia. Bahwa Kantor Perwakilan BEI Jatim menjadi tempat yang sangat representatif bagi para emiten atau investor di pasar modal. Akan ada sebanyak 42 emiten di Jatim yang bakal berkantor.
“Jadi ini menjadi tempat transaksi, edukasi, dan segala aktivitas. Semua bisa dilakukan di gedung yang sangat milenial ini," katanya. Komisi XI DPR RI sangat mendukung BEI. Sebab, menjadi salah satu sumber likuiditas. Sekaligus mampu meningkatkan literasi keuangan bangsa Indonesia. Tingginya tingkat literasi keuangan berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: