Di Depan Pemuda Fuqing Indonesia, Dahlan Iskan Ajak Hindari Nasionalisme Sempit

Di Depan Pemuda Fuqing Indonesia, Dahlan Iskan Ajak Hindari Nasionalisme Sempit

DAHLAN ISKAN menerima cindera mata dari Wakil Ketua Fuqing Jatim dr David Raditya Soehartono. -Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Bagi Dahlan Iskan, nasionalisme ada dua. Nasionalisme sempit dan nasionalisme luas. Contoh nasionalisme sempit, menurut Dahlan Iskan, salah satunya adalah menganggap orang Indonesia yang bekerja di luar negeri tidak nasionalis. Penganut nasionalisme sempat biasanya terlalu banyak jargon. 

Founder Harian Disway itu menyampaikannya pada Kegiatan Persahabatan Pemuda Fuqing Indonesia ke-12 di Surabaya Grammar School, Wisata Bukit Mas, Surabaya, Sabtu, 30 Juli 2022. "Tidak ada urusannya kuliah atau bekerja di luar negeri dengan nasionalisme. Justru bagi Indonesia itu peluang memperluas networking," kata Dahlan Iskan. 

Dahlan Iskan memang diundang sebagai narasumber dalam talk show yang bertena: Semangat Kebersamaan Membangun Bangsa. Talk Show itu dipandu Natalia Irena Tee. Perkumpulan Fuqing merupakan wadah bagi suku Fuqing yang berada di perantauan. Tokohnya di Surabaya antara lain Alim Markus, Teguh Kinarto, dan Herman Halim. 


SEMANGAT Pemuda Fuqing Indonesia saat berfoto bersama Dahlan Iskan, Alim Markus dan para senior Perkumpulan Fuqing.-Harian Disway-

Menurut Dahlan, alasan orang menyekolahkan anaknya ke luar negeri, bukan semata-mata agar anaknya pintar. Lebih dari itu agar si anak mendapat network yang lebih luas. Seseorang yang bekerja di luar negeri dan sukses, secara tidak langsung merupakan ambassador bagi Indonesia. Mereka juga memiliki nasionalisme. 

Begitu juga dengan para pengusaha kerap dianggap tidak memiliki nasionalisme. Padahal, kata Dahlan, kegiatan bisnis yang dilakukan pengusaha itu ikut membangun ekonomi bangsa. Dan itu bentuk nasionalisme yang sesungguhnya. "Nasionalisme yang luas itu berwujud tindakan, bukan slogan," kata Dahlan.

Dalam kesempatan itu, Dahlan juga mengajak pemuda Fuqing untuk lebih mengedepankan perjuangan demokrasi daripada perjuangan ras. Dalam memperjuangkan kesetaraan ras, lanjut Dahlan, lebih efektif melalui jalur demokrasi. "Kalau yang dikedepankan perjuangan ras, akan ada penolakan. Tapi kalau demokrasi yang diperjuangkan, masalah rasialisme akan ikut terselesaikan," kata penghobi senam dansa tersebut. (*)

 
SILATURAHMI para tokoh perkumpulan Fuqing dan Dahlan Iskan setelah menghadiri acara Persahabatan Pemuda Fuqing Indonesia. -Harian Disway-


Digimaru--

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: