Kala Ratusan Perkutut Dilepas ke Langit Surabaya

Kala Ratusan Perkutut Dilepas ke Langit Surabaya

Ketua KITJ Bagus Heri Setiaji (pegang microphone) membaca doa sebelum pelepasan ratusan merpati di Sumur Welut Surabaya, 30 Juli 2022.-KITJ for Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Paguyuban Pelestari Budaya Aksara Jawa (PPBAJ) Jatim dan Komunitas Indigo Telepati Jatim (KITJ) berkumpul setiap 1 Suro atau 1 Muharram. Mereka menggandeng puluhan komunitas untuk melepas ratusan burung perkutut ke alam.

“Melalui perkutut yang dilepas berarti ada energi semesta alam yang akan menopang atau  menguatkan energi di dalam kehidupan diri kita,” ujar ketua KITJ Bagus Heri Setiaji, Senin, 1 Agustus 2022.

Pelepasan satwa untuk menebar energi positif tak hanya dilakukan saat 1 Suro. KITJ juga rutin melepas ikan, belut, burung pipit, di berbagai tempat.

Mereka juga melaksanakan prosesi Pencampuran TIRTO WENING SUCI dari 9 mata Air Sumber dari beberapa tempat serta doa bersama. Acara digelar secara khidmat di patirtan Panguriban Pesapen Sumur Welut Lakasantri Surabaya.

Berbagai tokoh dan pegiat budaya hadir dalam acara itu. Tak terkecuali anggota DPRD komisi D DPRD Surabaya yang membidangi urusan kebudayaan: Siti Mariyam.


Puluhan komunitas berdoa bersama sebelum penyatuan 7 sumber mata air di Sumur Welut Surabaya.-KITJ for Disway-

Politisi PDIP itu ikut memegang perkutut saat acara pelepasan. Di sekelilingnya berbagai perwakilan komunitas juga turut melepas perkutut tersebut. 

“Kami sengaja memilih punden yangg selama ini memiliki makna pengayoman dan air sumber yang memiliki makna panguripan atau air pemberi kehidupan,” lanjut Bagus.

Menurut seniman batu ukir itu, 1 Suro memiliki nilai sakral tinggi. Momentum itu digunakan sebagai introspeksi diri dan pembersihan diri dari segala sifat negatif, sehingga sengkolo atau musibah dapat terhindar dari kehidupan.

Para pegiat budaya percaya bahwa dengan melestarikan alam, mereka turut mendekatkan diri pada Tuhan sang pencipta. 

Sementara itu, pencampuran 9 mata air sumber Tirto Wening Suci disertai dengan prosesi doa dan tirakat. “Diharapkan bisa untuk membersihkan diri dari unsur negatif dari tubuh kita,” lanjut ketua panitia pelaksana itu.

Ada banyak peserta yang hadir. Bahkan dari luar Surabaya. Mulai dari, Himpunan Pegiat Budaya Kota Surabaya, Paguyuban Tri Murti Sumur Welut dan warga sekitar.

Hadir pula, Matra, Mitra Sejati, Gelang Nusantara, Brigade Manguni, Paguyuban Mbah Goemuk, KPPSBN, Cakra Meditasi, Cahaya Hati Giri Kedaton Gresik, Paguyuban Eling lan Waspodo, Padepokan Brojo Geni, Kekadangan Sejati, Laskar Samber nyowo, TENAR, Djawa Dwipa, Ngajeni Sedulur, SEHATI, Pers  OPSI, Padepokan Sedulur Selawase, Omah Pamor Pamungkas, Paseban Abdi Lembah Manah, Perkumpulan Pelestari Cagar Budaya Sumber beji, Teras Mojopahit, VINIVICI, Tumbak Sakti Nusantara, Brilliant, serta Komunitas dan paguyuban lainnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: