Lindungi Ibu Menyusui!
Warga dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Jawa Timur melakukan Aksi Payung Putih di Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau 'Car Free Day' Jalan Darmo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu 7 Agustus 2022.-Julian Romadhon-
SURABAYA, HARIAN DISWAY, Setiya Hartining Tiyaswati menggendong putranyi yang masih berumur 4 bulan. Ibu dan anak dari Sedati, Sidoarjo, itu sudah berada di Taman Bungkul sejak pukul 07.00. Tidak sedang bermain, tetapi malah ikut dalam aksi damai.
”Hari ini puncak peringatan Pekan Menyusui Dunia,” kata wanita berjilbab merah muda itu.
Zafran Sarfaras, putranyi, juga di pelukan dadanyi, digendong dengan kain hijau. Sementara itu, tangan kanannyi menggenggam gagang selebaran yang berbentuk bulat seperti kipas kertas.
Wanita 34 tahun itu tak sendiri. Dia bersama puluhan ibu-ibu lain yang tergabung dalam Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Jawa Timur. Mereka menggelar aksi untuk menyuarakan isi hati para Ibu Menyusui.
”Yang kami suarakan bahwa ibu menyusui itu butuh diayomi,” jelasnyi.
Nah, para aktivis AIMI Jatim itu ingin masyarakat berperan lebih untuk mendukung para ibu menyusui. Terutama tentang kesadaran untuk melindungi para ibu yang sedang menyusui.
Sebab, kata Tia –sapaan karibnyi– para ibu menyusui masih menerima banyak komentar negatif dari orang di sekitar mereka. Baik menyoal si bayi maupun kualitas ASI mereka.
”Kadang sering bilang kalau bayinya kurus karena ASI-nya gak berkualitas,” tuturnyi. Komentar itu mungkin sepele. Namun, tidak bagi para ibu menyusui yang cenderung sensitif.
Yang memprihatinkan lagi, komentar itu diimbuhi dengan saran-saran yang seolah solutif. Misalnya, si ibu tadi disarankan untuk menggunakan susu formula. Maka, komentar-komentar itu sungguh menjatuhkan mental para ibu menyusui.
Seharusnya, para ibu menyusui mendapat dukungan dari orang sekitar mereka. Terutama orang-orang terdekat seperti suami. ”Kalau istrinya menyusui, suami bisa ikut bantu-bantu pijitin atau gendong bayi. Ibu menyusui itu butuh motivasi,” jelasnyi.
Kepala Divisi Advokasi dan Hukum AIMI Jatim Diah Hernani pun turut hadir di Taman Bungkul. Aksi tersebut digelar serentak di 19 daerah di Indonesia. Juga, beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Timor Leste.
Para ibu itu membawa payung putih. Sebagai simbol netralitas sekaligus harapan bahwa para ibu menyusui butuh dilindungi. ”Terutama dari cara-cara pemasaran susu formula yang gak etis dan gak ramah,” terangnyi.
Menurut Diah, cara promosi susu formula kerap memprovokasi. Misalnya, memberikan diskon besar-besaran agar para ibu yang sedang menyusui mengganti ASI untuk bayi mereka. Bahkan, kerap melibatkan rumah sakit untuk memasarkan produk.
”Kadang lewat bingkisan. Bagi kami, itu pemasaran yang kurang etis dan tidak edukatif,” tandasnyi. Itu malah membuat para ibu enggan menyusui bayi mereka. Pasalnya, susu formula dianggap lebih praktis ketimbang ASI. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: