Subsidi BBM Makan Seperempat APBN, Pembatasan Pertalite Harus Dimulai September

Subsidi BBM Makan Seperempat APBN, Pembatasan Pertalite Harus Dimulai September

Pengguna Pertalite membayar di SPBU Rest Area Tol Subang 6 Agustus 2022.-Boy Slamet-Harian Disway-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Pembatasan BBM bersubsidi bakal berlaku serentak bulan depan atau September nanti. Keputusan itu diambil setelah Pertamina menyampaikan stok Pertalite dan Solar sudah menipis sebelum akhir tahun.

Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) yakni Pertalite dibatasi untuk beberapa kategori.

Mobil dengan spesifikasi 1.500 cc dan motor 250 cc ke atas dilarang menggunakan BBM subsidi jenis Pertalite. Spesifikasinya lebih ketat karena sempat muncul wacana bahwa batas atas untuk kendaraan roda empat adalan 2.000 cc.

"Kategori itu di antaranya untuk roda empat pelat hitam dengan spesifikasi mesin 1.500 cc dan roda dua 250 cc ke bawah" kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, Sabtu 13 Agustus 2022.

Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman menambahkan, jika pembelian BBM tak dibatasi, maka kuota subsidi yang sudah ditetapkan bakal habis sebelum akhir 2022. Makanya pembatasan yang sudah dibicarakan sejak Juni itu harus segera terealisasi. “Harapannya begitu (September),” katanya.

Migrasi pelanggan terjadi sejak awal Juni. Pengguna Pertamax banyak yang beralih ke Pertalite karena harganya kini mencapai Rp 12.500 per liter. Naik dari harga sebelumnya di kisaran Rp 9 ribu per litar. 

"Tentu jika tidak dikendalikan maka kita akan hadapi solar habis di Oktober atau November, (Pertalite) juga," lanjut Saleh.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan soal kemungkinan harga BBM subsidi naik menyusul harga minyak dunia yang melejit.

Harga minyak mentah jenis Brent naik 2,3 persen: USD 99,60 per barel. Sedangkan minyak berjenis West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik 2,6 persen: USD 94,34 per barel.

Bahlil menyebut harga itu jauh dari perkiraan APBN yang hanya USD 63 hingga USD 70 per barel.

"Hari ini kalau USD100 per barel subsidi kita itu bisa mencapai Rp500 triliun. Tetapi kalau harga minyak per barel di USD105 kemudian dengan asumsi kurs dollar APBN rata-rata Rp14.750 dan kuota kita dari 23 juta kilo liter menjadi 29 juta maka terjadi penambahan subsidi," kata Bahlil dalam konferensi pers Jumat 12 Agustus 2022.

Snggaran untuk subsidi BBM bisa membengekak hingga Rp600 triliun. "Jika kondisi tersebut betul terjadi, APBN lama-lama akan bermasalah. Sebab, anggaran Rp500 triliun-Rp600 triliun mencapai 25 persen dari total APBN," pungkasnya.

Seperempat belanja negara hanya untuk subsidi BBB.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: