Menengok Wajah KBS setelah 8 Tahun Dikelola Pemkot Surabaya

Menengok Wajah KBS setelah 8 Tahun Dikelola Pemkot Surabaya

Kudanil KBS menikmati siang dengan berendam.-Miftahul Rozaq/Harian Disway-

Tak jauh dari tempat itu terdapat Kidzone. Suara domba terdengar dari bali pagarnya. Domba-domba itu seolah-olah memanggil para anak-anak agar segera masuk ke sana. 

Setelah puas di area domba, pengunjung bisa melihat marmut dan hewan lainnya yang bisa disentuh secara langsung. 

Di sana, ada kolam renang yang tiket masuknya cuma Rp 25 ribu. Ada tempat bermain yang dilengkapi dengan pasir pantai . “Harga tiket kami memang murah meriah. Bahkan tiket masuk utama tidak naik sejak lama. Tetap Rp 15 ribu,” lanjutnya.

Sayang banyak wahana yang ditutup karena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang satwa berkuku belah. 


Gajah KBS dikandangkan karena tidak ada wahana tungang gajah di tengah merebaknya penyakit PMK.-Miftahul Rozaq/Harian Disway-

“Sementara ini pihak KBS juga masih menutup area tunggang hewan dan sebenarnya sebagai penggantinya bisa memberikan makanan pada hewan disini. Namun, dengan adanya wabah PMK yang masih merajalela jadinya sementara kami hentikan juga “ ujar Alfin selaku staf humas KBS.

Beberapa pengunjung puas dengan perubahan drastis KBS itu. Sejak dipimpin Dirut Chairul Anwar, KBS berubaha banyak. Namun ada juga yang memberikan masukan demi kenyamanan pengunjung.


Monyet ekor panjang di KBS. Pengunjung diharapkan tidak memberikan makanan mengingat banyak wabah penyakit yang sedang merebak.-Miftahul Rozaq/Harian Disway-

“Petunjuk arah kurang jelas jadinya kita bingung mau ke arah yang mana apalagi kami sekeluarga hanya membeli tiket yang biasa,” ujar Inti, salah satu pengunjung asal Ngawi. Ia juga kecewa karena tidak bisa menikmati wahana tunggang satwa.

M. Teguh, yang mengunjungi Aquanoctudio juga punya keluhan sama. Ia berharap ada rambu-rambu yang jelas agar pengunjung tidak tersesat di KBS yang begitu luas. “Saran dari saya ya, buat alur pengunjung dan juga kalau bisa dibuatkan petunjuk seperti maps begitu agar kita tahu seluruh hewan yang ada di kebun binatang ini “ kata pria 27 tahun asal Nusa Tenggara Barat itu.


KBS selalu ramai di akhir pekan.-Miftahul Rozaq/Harian Disway-

Sementara itu Kanaya, yang datang dari Makassar terkesan dengan Diorama KBS. Nuansa malamnya begitu mengena. “Gelap, seperti di alam dan sangat natural,” katanya. (Luluk Farida)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: