Malam Sastra Perlima Ramaikan Pameran Arek Limo

Malam Sastra Perlima Ramaikan Pameran Arek Limo

Para pengisi acara dan panitia yang kompak tampil dalam busana berbau merah putih pada Malam Sastra Perlima. --


Bedah buku Rumah Berdinding Kisah yang dihantar sastrawan Sunlie Thomas, Ribut Wijoto dan dipandu Iva Hasanah.

Setelah penampilan Robets dan Ipul, bergiliran para seniman dan sastrawan tampil lagi membaca puisi. Namun yang sangat ditunggu adalah diskusi buku. Dipandu Iva Hasanah, buku Rumah Berdinding Kisah yang dibahas oleh budayawan Ribut Wijoto, Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) dan Sunlie Thomas Alexander, sastrawan pemenang Anugerah Cerpen Kompas. “Buku Rumah Berdinding Kisah merupakan buku kedua Perlima yang diluncurkan pada Juli 2022 di Surabaya,” kata Dian KD, ketua panitia acara. 

Dalam uraiannya, Ribut Wijoto menyebutkan bahwa buku Rumah Berdinding Kisah tampak seperti menghadang arus zaman. “Buku ini mengajak perempuan untuk menulis dirinya sendiri. Tapi tak sekadar mengajak, namun sekaligus memberi tutorial, memberi ilmu tentang menulis,” terang alumnus Sastra Indonesia, Unair itu. 

Ia menilai bahwa buku tersebut perlu dibaca melalui kompleksitas kehidupan di sekitar. “Kisah-kisah dalam buku ini merupakan perspektif atas beragam persoalan. Perspektif perempuan. Ketika kehidupan dibaca oleh perempuan. Ketika perempuan menulis dirinya sendiri,” ungkapnya.


Anggota Perlina, penulis buku anak Barbara Eni yang membaca puisi meramaikan Malam Sastra Perlima.

Makin malam acara makin berwarna. Line dance dari PC IKA Unair Sidoarjo ikut memarakkan suasana. Juga orasi budaya dan musikalisasi puisi oleh beberapa komunitas di Sidoarjo seperti Forum Lingkar Pena dan Pena Perajut Aksara. Tampak benar bahwa Perlima yang anggotanya datang dari beragam latar belakang dapat merangku banyak orang dari berlatar belakang beragam pula.

Melihat maraknya acara itu Wina yang mendapatkan surprise party oleh anggota Perlima, merasakan kebahagiaan karena bisa mengumpulkan para perempuan dari berbagai usia dan profesi untuk bersama-sama menggiatkan literasi dan berupaya mengajak perempuan berdaya dengan berlatih menulis dengan lebih baik.


Penampilan etnik Aixa Paramitha yang menjadi penampil pertama pembacaan puisi yang digelar gayeng meskipun turun hujan, di Rumah Budaya Malik Ibrahim bagian belakang.

"Inilah sarana mengekspresikan diri bagi para perempuan yang merangkul siapa saja. Kata penulis Oka Rusmini yang sering menjadi narasumber agenda Perlima, perempuan harus dirangkul dengan gaya party-party. Nah inilah gaya party-party itu,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: