Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Martha Kaitonda Saksi Kunci yang Tersisa (7)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Martha Kaitonda Saksi Kunci yang Tersisa (7)

Tim pencarian menemukan rumah yang pernah ditempati Martha Kaitonda, sayang penghuninya tidak memiliki informasi apapun.-Abimanyu Ardiansyah/Harian Disway-



Pada akta pengakuan anak notaris Alfian Yahya 3 Maret 1981 disebutkan nama ibu kandung Bob Schellens dan nama saksi. Alamat sang ibu, Herlina Zainuddin, sudah ketemu. Namun, ternyata itu bangunan hotel. Bob juga sudah menemukan alamat dan kuburan Sarikem di Asem Jajar VI Gang Makam, Surabaya. Sayang, dia sudah wafat. Harapan berikutnya: menemukan Martha Kaitonda.

AZAN Magrib berkumandang di Makam Asem Jajar, Rabu, 3 Agustus 2022. Kami harus segera menjauh dari area tengah makam yang bakal gelap gulita. 

Sebelum meninggalkan lokasi, Bob menyempatkan diri mengambil video pohon asam yang menjadi asal usul nama wilayah Asem Jajar itu. Cuplikannya bakal masuk ke proyek film dokumenternya: mencari orang tua kandung.  


Bob Schellens meninggalkan makam Asem Jajar. Di belakangnya berdiri pohon asem yang menjadi asal usul nama Asem Jajar.-Abimanyu Ardiansyah/Harian Disway-

Kami berjalan menuju perkampungan untuk mengambil sepeda motor. Bob menunggu di perempatan di tengah gang. Di tempat itu kami berdiskusi. ”What next (apa selanjutnya, Red)?” tanya Bob.

Kami masih punya waktu untuk pencarian alamat satu saksi lain: Martha Kaitonda di Petemon III No 67 B. Jika dicek di Google Map, waktu tempuhnya cuma 10 menit. Setelah menenggak es teh, kami melanjutkan perjalanan ke selatan.

Begitu masuk ke wilayah Petemon, Bob mulai menengok kanan kiri. Sepertinya ia familier dengan tempat itu. ”I thought, I’ve been here. But, I don’t know when (Aku pikir, aku pernah ke sini. Namun, tidak tahu kapan, Red),” lanjut pria kelahiran Surabaya yang diadopsi pasangan asal Eindhoven, Belanda, itu.


Rombongan Harian Disway dan Bob Schellens tiba di Petemon Gang III, Rabu, 3 Agustus 2022.-Abimanyu Ardiansyah/Harian Disway-

Jalanan di kawasan Petemon cukup sempit dan sangat padat. Setelah 150 meter, kami menurunkan laju kendaraan. Rumah nomor 67 B tidak terlihat. Yang ada nomor 67.

Kami bertanya ke warga setempat tentang alamat itu. Ia langsung mengajak kami ke gang yang sangat sempit di dekat kali kecil.

Ternyata banyak rumah petak di dalam sana. Ia mengetuk salah satu rumah warga, menanyakan alamat 67 B. Seorang perempuan muda membuka pintu. Saat ditanya soal alamat dan nama Kaitonda, dia tak tahu sama sekali. ”Mohon maaf, ibu saya sakit,” katanyi, lalu menutup pintu.

Pria tersebut kembali mengantar kami ke luar gang sempit itu. Kami diantar ke rumah RT setempat. Sayang, Pak RT tidak ada di sana. Yang datang adalah sekretaris RT. 

Sumber: