Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Martha Kaitonda Saksi Kunci yang Tersisa (7)
Tim pencarian menemukan rumah yang pernah ditempati Martha Kaitonda, sayang penghuninya tidak memiliki informasi apapun.-Abimanyu Ardiansyah/Harian Disway-
Beberapa warga lain datang karena penasaran. Setiap Bob mengeluarkan kamera besarnya, warga pasti berkerumun. Salah seorang di antara mereka tak asing dengan nama Martha Kaitonda. ”Ada, tapi dulu cuma ngontrak. Sekarang sudah pindah,” kata pria itu.
Dulu Martha tinggal dengan suaminyi. Namun, mereka sudah lama berpisah. Yang terlihat berseliweran hanya sang suami. Namun, warga tak tahu ia pindah ke Petemon area mana. ”Minggu lalu masih lewat sini kok,” lanjutnya.
Sekretaris RT setempat (kiri) menemui Bob Schellens dan tim Harian Disway di Petemon III.-Abimanyu Ardiansyah/Harian Disway-
Wartawan Disway Internship Programme Lady Khairunnisa menyimpan nomor sekretaris RT setempat. Jika warga melihat suami Martha, kami meminta nomor kontaknya.
Setelah ngobrol, ia mengajak kami ke rumah kontrakan Martha. Rupanya ada di tepi jalan yang sudah kami lewati bolak-balik. Dari pagar besi, seorang perempuan keluar.
Wajahnyi agak kesal ketika kami memperkenalkan diri. ”Bolak-balik lho, ke sini nyari Martha. Saya sudah bilang enggak tahu dia di mana,” ucapnyi.
Ia juga meminta kami tak datang lagi. Sebab, keluarganyi merasa terganggu dengan kehadiran Bob dan tim pencari dari Yayasan Mijn Roots.
Rupanya Mijn Roots pernah mengirim orang ke alamat Martha. Bob pun pernah ikut ke sana. Namun, ia lupa-lupa ingat dengan kawasan Petemon yang sudah pernah ia datangi. Mungkin saat itu ia datang siang sehingga pangling dengan wajah Petemon.
Dalam dokumen tersebut, Martha disebutkan sebagai orang yang dikenal notaris Alfian Yahya. Bisa jadi dia adalah pegawai notaris.
Sayang, kantor notaris di Jalan Tanjung Perak Timur Nomor 278 itu sudah tidak aktif. Alfian sudah menyerahkan berkas ke notaris lain. Namun, Bob dan tim Mijn Roots kesulitan untuk mendapatkan akses.
Pencarian yang melelahkan hari itu harus ditutup antiklimaks. Setidaknya Bob sudah menemukan rumah dan makam Sarikem. Rasa penasarannya kini tinggal ke sosok Martha. Dialah satu-satunya saksi kunci yang tersisa. Bob harus menemukannyi.
Selain mencari alamat dari dokumen notaris, ia juga ingin mengunjungi Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel. Namun, jam sudah menunjuk pukul 08.00. Bob sudah terlalu lelah. Hari juga sudah terlalu malam. Perjalanan ke Ampel dilanjut di lain hari. (Salman Muhiddin)
I Feel Home, Kata Bob di Ampel. BACA BESOK!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: