Tujuh Alumni STKW Angkatan ’97 Menyatukan Atmosfer dalam Rindu

Tujuh Alumni STKW Angkatan ’97 Menyatukan Atmosfer dalam Rindu

Ketujuh perupa foto bersama dosen STKW, Nurzulis Koto, yang membuka pameran Rindu di Galeri Prabangkara Surabaya.--

Karya itu mampu menyunggingkan senyum penikmat yang punya kenangan hukuman di sekolah pada masanya. Bisa jadi ini juga menyiratkan kevakuman berkarya karena suatu hal. Sementara itu karya berupa ijazah-ijazah terserak di lantai dan penuh tulisan, seolah sengaja dibuat Gonil sebagai satir terhadap dunia pendidikan. 

Di tangan Agus, bambu bisa menjadi karya seni yang unik, mengekspresikan pemikiran pembuatnya. Hampir semua bagian-bagian tanaman bambu diberdayakan dalam penciptaan karya seni yang sedikit sulit ditebak jika tidak membaca judul-judulnya. 

Yang menarik adalah satu karya dengan judul ”…” berdimensi 20x15x15 cm. Agus seolah sengaja membiarkan penikmat seni untuk menafsirkan sendiri karya buatannya ini.
Spirit, patung karya Budi Setiawan di antara lukisan komposisi warna dan bentuk goresan Toto Imansyah.

Seperti yang disampaikan Budi sebelumnya, hanya dengan mengamati karya-karya seni rupa yang ditampilkan dalam pameran ini, penikmat seni bisa menebak gambaran sifat dan performa perupanya. Seakan-akan perupa hadir dan mengobrolkan berbagai ide melalui karyanya.

”Teman-teman yang masih berserak di berbagai kota diharapkan untuk bangkit kembali berkarya. Setidaknya pameran kali ini cukup mengobati kerinduan kami. Tidak menutup kemungkinan pameran selanjutnya mengajak serta adik kelas untuk berkarya bersama. Ke depan kami berharap bisa melanjutkan kegiatan pameran lagi yang bisa menjadi ajang kreativitas kelompok ’97 di dunia seni rupa,” pungkas Budi. (Oleh: BE Priyanti: Penulis Buku Anak, Perupa, tinggal di Sidoarjo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: