Kutu Air Menyerang, Jaga Kaki Tetap Kering

Kutu Air Menyerang, Jaga Kaki Tetap Kering

ILUSTRASI seorang perempuan menggaruk telapak kaki yang gatal. Penyakit kutu air diawali dari gejala-gejala ringan seperti gatal, kering, dan memerah. -womens health-

Oleh:
Dr dr Robert Arjuna FEAS
Dokter dan penulis ilmu kesehatan


SURABAYA, HARIAN DISWAY - Beberapa bulan lalu, Pak Johnson bercerita. Anaknya yang berusia 10 tahun terserang kutu air. Gara-gara main sepak bola di lapangan yang tergenang air waktu musim hujan. Tiap malam gatal-gatal tak tertahankan. Saya jadi ingat Mbak Tutik. Asisten rumah tangga saya yang kakinya pecah-pecah dan berbisul. Setelah kakinya direndam air hangat, barulah gatalnya hilang.

Keduanya terserangan rangan, penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu air. Penyakit ini memang sepele, tapi membuat penderitanya susah. Mari kita bahas.

kutu air, yang juga dikenal sebagai tinea pedis atau athlete’s foot, merupakan infeksi jamur menular yang umumnya timbul pada kulit kaki. Terutama di sela-sela jari kaki. Ini adalah dermatofitosis yang paling umum yang disebabkan oleh kondisi lembab pada kaki karena keringat. Kondisi itu memfasilitasi pertumbuhan jamur.

Penyakit kutu air ternyata tidak disebabkan oleh kutu. Melainkan jamur kulit. Yang menimbulkan ruam pada kulit di antara jari kaki atau telapak kaki. Saat terkena kutu air, area yang terinfeksi biasanya terlihat memutih, kering, kemerahan, pecah-pecah, gatal, dan melepuh. Selain tumbuh di kaki, jamur penyebab kutu air juga bisa menyebar sampai ke kuku kaki, bahkan tangan.

Ia disebut juga athlete's foot karena sering menyerang para atlet. Namun, kutu air bisa terjadi pada siapa saja. Hanya saja, jika dibandingkan dengan anak-anak, orang dewasa cenderung lebih sering mengalami kutu air. Umumnya, penyakit ini lebih banyak menimpa pria ketimbang perempuan.


CONTOH JAMUR yang menyerang jari-jari kaki dan menyebabkan kutu air. -womens health-

Gejala
1.    Iritasi seperti gatal, sensasi panas, terbakar, serta menyengat di antara jari-jari kaki
2.    Bagian samping dan telapak kaki terasa sangat gatal
3.    Kulit kaki melepuh dan lecet
4.    Area kulit kaki yang terkena berwarna kemerahan
5.    Kulit di antara jari kaki pecah-pecah dan mengelupas
6.    Kulit telapak atau sisi samping kaki lebih kering
7.    Kuku kaki mengalami perubahan warna, menjadi lebih tebal dan mudah rapuh
8.    Kuku kaki terluka, bahkan terlihat keluar dari tempatnya semula
9.    Terkadang, cairan juga muncul dari area kulit kaki yang ditumbuhi jamur. Cairan tersebut biasanya menimbulkan rasa gatal, sensasi panas, bahkan mengakibatkan pembengkakan. Tak jarang pula, luka terbuka pada kaki akibat kutu air tersebut akan membuatnya lebih rentan terpapar bakteri.
    
Penularan
1.    Kontak langsung: Kutu air dapat menular melalui kontak kulit dengan orang yang terinfeksi, misalnya ketika tangan atau kaki Anda tanpa sengaja bersentuhan langsung dengan luka kurap orang lain
2.    Kontak tidak langsung: Penularan terjadi ketika Anda menyentuh atau menggunakan barang-barang pribadi yang telah terkontaminasi dengan jamur seperti pakaian, kaus kaki, sepatu, handuk, dan sebagainya

Jika tidak segera diobati, infeksi jamur bisa dengan mudah menyebar dari kulit kaki ke jari-jari kaki. Dalam kasus yang cukup jarang, infeksi tinea bisa menyebar sampai ke tangan. Tinea yang muncul di tangan akan menimbulkan gejala yang tidak jauh berbeda dengan di kaki.

Lupa mencuci tangan setelah menyentuh area kaki yang mengalami kutu air, atau menggaruk bagian tubuh lainnya, bisa meningkatkan persebaran jamur. Alhasil, bagian tubuh Anda yang lainnya pun turut berisiko mengalami kurap. Maka, penting untuk merawat kaki dengan baik dan benar setelah gejala kutu air muncul. Setelah menyentuh area kulit yang mengalami kurap, jangan lupa untuk segera mencuci tangan dengan sabun dan air.


MENGENAKAN sandal terbuka saat berada di tempat-tempat yang lembab membantu kaki cepat kering, sehingga tidak mudah ditumbuhi jamur. -pexels-

Penyebab
1.    Jamur Trichophyton rubrum
2.    Jamur Trichophyton interdigitale
3.    Epidermophyton floccosum

Ketiganya masuk ke dalam kelompok jamur dermatofita yang dapat merusak kulit dan kuku kaki. Sebab, mereka memiliki kemampuan untuk hidup di dalam jaringan keratin. Keratin adalah protein pada kuku dan rambut yang bertugas menjaga kuku dan rambut senantiasa sehat.

Setelah berpindah ke tubuh lainnya, jamur biasanya tidak tumbuh begitu saja. Jamur baru akan tumbuh subur ketika kaki Anda dalam kondisi basah dan lembap. Itulah mengapa kutu air kerap dialami oleh orang yang rajin berolahraga, berenang, atau menggunakan kamar mandi umum.

Kutu air bisa muncul sebagai salah satu dari empat bentuk klinis berikut, atau dalam kombinasi:
1.    Hiperkeratosis kronis: jenis kutu air yang disebabkan oleh infeksi jamur Trichophyton rubrum yang ditandai dengan pola lesi yang khas dan menyebabkan munculnya sisik dan penebalan telapak kaki
2.    Intertriginosa kronis: jenis ini ditandai dengan terbentuknya sisik, eritema, dan erosi kulit
3.    Ulseratif akut, paling sering disebabkan oleh jamur T. mentagrophytes var. Interdigitale. Jenis kutu air ini ditandai dengan munculnya lepuhan berisi cairan di ruang antar jari kaki
4.    Vesikobulosa: kutu air yang menyebabkan munculnya kantung berongga (bula) pada lapisan kulit di area telapak kaki.

Faktor Resiko
1.    Berjalan tanpa alas kaki di tempat umum yang berisiko tinggi, misalnya kamar ganti, sauna, kolam renang, dan kamar mandi umum
2.    Bertukar kaus kaki, sepatu, atau handuk dengan orang yang terinfeksi
3.    Sering memakai sepatu dan kaus kaki ketat atau yang menutupi kuku
4.    Memiliki kaki yang gampang berkeringat
5.    Membiarkan kaki basah atau berkeringat, lalu langsung menggunakan sepatu atau kaus kaki dalam jangka waktu lama
6.    Memiliki cedera ringan pada kulit atau kuku kaki.

Pengobatan
1.    Obat kutu air yang dijual bebas (OTC)
a.    Obat resep: Obat topikal clotrimazole, topikal miconazole, dan obat antijamur oral, seperti itraconazole (Sporanox), fluconazole (Diflucan), dan terbinafine (Lamisil) dengan resep.
b.    Obat steroid topikal, serta antibiotik oral untuk perkembangan infeksi bakteri akibat kulit yang terluka

2.    Bahan-bahan alami 
a.    Larutan cuka: asam asetat yang terkandung dalam cuka diyakini memiliki sifat antijamur, sehingga mampu mengatasi kutu air. Caranya, campurkan secangkir cuka dengan dua gelas air. Lalu, rendam kaki yang telah dibersihkan ke dalam larutan tersebut
b.    Bawang putih: dipercaya mengandung antiseptik alami yang dapat membantu mengobati kutu air. Penelitian menunjukkan, kandungan ajoene dalam bawang putih diduga mampu mengobati kutu air
c.    Garam laut: Larutkan secangkir garam laut ke ke dalam air hangat, kemudian rendam kaki Anda selama 20 menit, lalu keringkan. Garam laut memiliki sifat antibakteri dan antijamur yang kuat, sehingga dapat mengatasi kutu air di telapak kaki sekaligus menghambat penyebarannya.
d.    Teh hijau: Kandungan polifenol yang terdapat pada teh hijau bersifat antijamur, sehingga dapat mengatasi kutu air. Caranya dengan merendam kaki ke dalam seduhan teh hijau

Pencegahan
1.    Jaga kaki agar selalu dalam keadaan kering. Terutama setelah mandi, berenang, atau mencuci kaki
2.    Pakailah sepatu atau sandal yang nyaman, usahakan tidak tertutup ketika kaki dalam keadaan basah
3.    Rutin mengganti kaus kaki secara teratur, terutama jika Anda mudah berkeringat
4.    Gunakan bedak untuk menjaga kaki tetap kering
5.    Gunakan kaus kaki berbahan natural yang dapat menyerap keringat
6.    Angin-anginkan sepatu selama beberapa waktu sebelum memakainya kembali
7.    Selalu gunakan sandal jepit saat berada di kolam renang dan kamar mandi umum
8.    Hindari bertukar sepatu dengan orang lain
9.    Usahakan memakai sepatu yang ringan dan tidak terlalu ketat. Hindari sepatu dengan bahan sintetis seperti vinil atau karet, karena cenderung lembap dan tidak menyerap keringat
10.    Miliki sepatu cadangan, sehingga bisa digunakan bergantian dengan sepatu lainnya.

Demikian sekilas info tentang kutu air. Semoga bermanfaat. (*)

Sumber: