Pacu Perekonomian dengan Fesyar

Pacu Perekonomian dengan Fesyar

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melihat produk unggulan yang dipamerkan di Festival Ekonomi Syariah Jawa 2022 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis 8 September 2022.-Julian Romadhon-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- SEBAGIAN besar penduduk di Pulau Jawa beragama Islam. Pada Juni 2022 saja, terdata ada 154 juta jiwa. Sebanyak 96 persen di antaranya muslim. Tak heran jika pulau itu memiliki peran penting dan menjadi lokomotif perekonomian syariah. Tak salah juga bila Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) digelar di Pulau Jawa.

Jawa Timur menjadi tuan rumah. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membuka festival itu di Tunjungan Plaza 6, Kamis, 8 September 2022. Beberapa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun ikut bergabung. Ada yang menjual kain batik, kopi, teh, dan lainnya. 

Fesyar merupakan rangkaian kegiatan menuju perhelatan Indonesian Syariah Economic Festival (ISEF). Juga, untuk mendukung visi Indonesia. Yaitu, menjadi pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dunia di masa depan.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, tema tahun ini adalah Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Jawa untuk Memperkuat Pemulihan Ekonomi Jawa yang Inklusif. 

Fesyar tahun lalu dilakukan secara hybrid. Hanya 50 persen offline. Akhirnya, hanya mampu mencapai transaksi sekitar Rp 1,4 miliar. Ia menargetkan, tahun ini bisa tumbuh 10 persen. Juga, transaksi business matching ditargetkan bisa tercapai Rp 6 miliar hingga Rp 7 miliar. Pun, ia memiliki target ekonomi syariah yang harus dipenuhi.


Suasana Festival Ekonomi Syariah Jawa 2022 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis 8 September 2022.-Julian Romadhon-

Secara kuantitatif, targetnya adalah 75 persen UMKM binaan BI Jatim mempunyai e-commerce atau marketplace. Serta, 50 persen UMKM binaan mendapatkan pendampingan sertifikasi halal. Ia juga menilai bahwa pengembangan ekonomi syariah di Surabaya sangat baik.

”Sembilan tahun lalu kita mulai Fesyar dari Surabaya, Jawa Timur. Alhamdulillah, ini tahun kesembilan kita diberkahi Allah untuk memajukan ekonomi keuangan syariah. Tidak hanya di Jawa dan Indonesia secara umum. Tapi, go global,” ujarnya.

Ada tiga hal yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan Fesyar kali ini. Yakni, sektor rempah-rempah go global, digitalisasi, dan ketahanan pangan. Terkait rempah-rempah, ia mengajak untuk membangun kembali jalur rempah-rempah dari Nusantara ke dunia.

Apalagi, 400  tahun lalu, Indonesia adalah pusat rempah-rempah dunia. Sebelas persen dari supplier rempah-rempah dunia adalah Nusantara. Ditambah 30 ribu jenis rempah-rempah yang ada di dunia berasal dari Nusantara.

”Rempah-rempah adalah komoditas dari dulu, sekarang, dan ke depan. Mari kita angkat lagi rempah-rempah ini agar go global. Kita olah, ada agregatornya, kita ekspor ke Timur Tengah, Mesir, lalu ke Eropa. Insya Allah ekonomi kita akan makin tumbuh, rakyatnya sejahtera,” ucapnya.

Khofifah menambahkan bahwa perkembangan ekosistem ekonomi syariah di Pulau Jawa memiliki peran esensial dalam perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di tanah air. Fesyar regional Jawa itu tidak hanya dapat mendorong ekosistem ekonomi secara inklusif dan berdampak lebih luas. Tapi juga, go global, go digital, dan go agriculture. Sebab, menurutnyi, tantangan terbesar pelaku ekonomi syariah dapat menembus pasar global lebih luas.

Selanjutnya, dia juga mendorong ekonomi syariah untuk go digital dengan mendorong pelaku UMKM syariah untuk menggunakan teknologi digital dalam mengakselerasi bisnis. ”Kemudian, pengembangan ekonomi syariah yang go agriculture, yakni bagaimana menguatkan ketahanan dan kedaulatan pangan di berbagai wilayah di Jatim. Termasuk di lingkungan pesantren oleh para santri maupun masyarakat sekitar,” ujar Khofifah.

Saat ini, sektor agrikultur sangat penting. Sebab, dunia tengah dihadapkan pada tiga tantangan krisis. Yaitu, krisis ekonomi global, krisis energi, dan krisis pangan. 

”Meskipun tahun 2020 dan 2021 produksi padi Jatim tertinggi nasional, produksi padi kita harus terus kita jaga. Oleh karena itu, sektor hortikultura menjadi bagian penting dari penguatan ekonomi yang dilakukan di Jatim,” tambahnyi.

Sumber: