Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Tak Bisa Berkata-Kata Saat Bertemu Ibu (24)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Tak Bisa Berkata-Kata Saat Bertemu Ibu (24)

Pelukan hangan Tim van Wijk ke saudari perempuannya saat pulang kampung ke Indonesia bulan lalu.-Sumi Kasyiyo for Harian Disway-

Ada banyak tahapan yang harus dilalui tim pencari orang tua kandung Mijn Roots. Setelah mereka menemukan alamat dan orang yang tercantum pada dokumen adopsi, mereka tetap harus menjalani tes terakhir: DNA Test.

TIM van Wijk senang sekali ketika pencarian itu membuahkan hasil. Para pencari orang tua kandung dari Yayasan Mijn Roots menemukan alamat orang tuanya di Semarang pada 2019. Pencarian digelar selama satu setengah tahun.

Alamatnya cocok. Pun demikian dengan KTP ibunya Elya Rosani Tim Hiraeth. Elya juga memiliki kisah kehilangan anak.

Namun semua kecocokan itu bisa terbantahkan jika tes terakhir meleset. Semua anak dan ibu yang akan bertemu harus mencocokkan DNA. Mijn Roots bakal mengambil sampel liur dari anak dan orang tua. Atau saudara terdekat.

Ada beberapa pencarian yang dokumennya cocok. Namun begitu dites DNA, hasilnya tak sama. Itu bisa terjadi karena jaringan adopsi pada 1973-1983 lebih banyak mementingkan uang daripada legalitas.

Bisa jadi dokumen tersebut ditukar. Hal tersebut dilakukan untuk mengaburkan fakta agar tidak jadi temuan di kemudian hari. “Inilah problem terbesar pencarian kami,” ujar pendiri Mijn Roots Ana Maria van Valen.

Terkadang ada juga keluarga yang mengaku-ngaku punya kisah adopsi. Namun mereka tidak bisa membantah ketika hasil tes DNA keluar. 


Elya Rosani Tim Hiraeth ibunda Tim van Wijk saat ditemui di rumahnya di Semarang dua tahun lalu..-Bud Wichers/Harian Disway-

Setelah menunggu beberapa pekan, hasil tes DNA Elya dan Tim sudah keluar. Ana begitu bahagia begitu tahu hasilnya. Rupanya DNA tim dan Elya cocok. Anda bisa bayangkan bagaimana perasaan Tim saat diberi tahu.

Ana mengatur pertemuan secara online pada 12 September 2020. Ia datang sendiri ke Semarang untuk mempersiapkan pertemuan lewat video itu. 

Tim sudah menunggu di Belanda. Ia senang sekaligus kaget. Perasaannya campur aduk. Inilah momen pertama ia melihat wajah ibunya yang ternyata sudah sangat sepuh. Usianya sudah lebih dari 70 tahun. 

“Apa kalimat pertamamu untuk ibu?,” tanya saya ke Tim pada pertemuan di Restoran Kayyana Surabaya, Sabtu, 6 Agustus lalu. Tim terdiam. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian itu. 

Ia tak ingat kalimat pertamanya. Yang ia ingat, ia tak bisa mengucapkan apa-apa. “I was very glad, but speechless (Aku sangat bahagia, tapi aku hanya bisa terdiam),” ucap pria kelahiran 1975 itu.

Pertemuan virtual itu penuh dengan air mata. Untuk kali pertama Tim melihat sosok sang mama. Di lain sisi sang mama juga akhirnya bisa melihat anak yang hilang itu: Rudianto (nama asli Tim).

Mereka terpisah selama 45 tahun. Tak banyak kisah yang ia dapat dari pertemuan itu. Maklum, komunikasi terkendala bahasa. 

Dari pertemuan itu Tim tahu ia memiliki saudara laki-laki dan perempuan. Ibunya juga tinggal bersama tante Tim. Ia juga memiliki keluarga di Salatiga dan Wringinharjo.

Usai pertemuan virtual itu, Tim ingin segera ke Indonesia. Ia ingin sekali menggali kisah sebenarnya.


Pertemuan akbar Mijn Roots di Belanda Juli 2022.-Dok Mijn Roots-

Ada banyak kemungkinan yang terjadi. Ia mendengar banyak kisah dari para anggota Mijn roots. Ada yang memang dijual orang tuanya ada juga anak yang diculik.

Tim ingin tahu semua kebenaran itu. Ia siap dengan apapun fakta yang ia terima. Satu-satunya cara untuk mengetahui hal tersebut adalah terbang ke Semarang.

Sayang dokumen visanya tidak kunjung keluar. Covid-19 mengamuk di Belanda di penghujung 2020. Kasus hariannya bisa mencapai 4 ribu jiwa. Negaranya di-lockdown. Pun demikian dengan Indonesia. Penerbangan luar negeri dibatasi.

Covid-19 sempat mereda beberapa kali. Namun muncul varian baru. Covid-19 ngamuk lagi. Penantian untuk ke Indonesia pun semakin molor. Saat penantian itulah sang ibunda sakit. (Salman Muhiddin)

 

Ternyata Tim Diculik, BACA BESOK!

Sumber: