Ngopi Tetek di Kedai Berkonsep Vintage

Ngopi Tetek di Kedai Berkonsep Vintage

Menu yang disediakan Kota Lama Koffie cukup terjangkau. Berkonsep traditional coffee termasuk kopi tetek khas Makassar yang ditawarkan di sini.--

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kota Lama Koffie jadi salah satu spot vintage menarik di Surabaya. Kota Lama Koffie. Terletak di Jalan Blauran 85, bangunannya bernuansa kolonial. Saat masuk ke dalam, disambut dengan interior kuno. Serta playlist musik yang serba jadul pula.

Kanan-kiri suasana Kota Surabaya dengan gedung-gedung tinggi. Serba modern. Tapi tepat di Jalan Blauran 85, terdapat bangunan lama peninggalan kolonial. Berada di sudut timur perempatan. Pintunya pun terletak tepat di pusat sudutnya.

Kota Lama Koffie, namanya. Memasuki kedai tersebut rasanya seperti masuk mesin waktu. Kembali pada masa ketika Surabaya masih berada dalam kekuasaan kolonial Belanda. Jalan Blauran tak terlalu ramai. Suara kendaraan yang terhalang dinding tebal, rasanya terdengar seperti deru trem yang melintas.
Pintu Kota Lama Koffie yang sangat eye catching buat pengunjung. Pintu ini terletak persis di sudut tekukan jalan sehingga memudahkan siapa saja yang melihatnya dari luar.

Kursi tua dari anyaman bambu terpasang di beberapa sudut. Lengkap dengan meja-meja kayu pula. Terdengar lirih alunan lagu-lagu jadul ala Frank Sinatra, Domenico Modugno dengan Volare dan playlist lain di bawah tahun ’60an. ”Saya yang menentukan playlistnya. Memang yang diputar harus bernuansa jadul. Supaya suasananya lebih kuat,” ungkap Happy Bima, owner Kota Lama Koffie.

Pria asal Banjarmasin itu memang cukup total dalam menata dekorasi dan interior bangunan lawas itu. ”Proses pencarian sampai setengah tahun. Muter-muter kawasan kota lama. Tapi efektifnya tiga bulan. Saya tertarik dengan tempat ini karena eksotik,” ujarnya.

Sisi eksotik ada pada kesan bangunan Eropa lawas. Di bagian tengah terdapat tangga kayu yang cukup menukik. Sampai di lantai 2, pengunjung dapat menikmati makanan atau minuman yang dipesan, sembari duduk di tepi jendela. 

Menikmati suasana Surabaya, sembari melihat beberapa polisi mengatur lalu lintas. Kedai Kota Lama Koffie memang terletak tepat di sisi timur pos polisi P.1.10, Embong Malang. ”Saya suka suasana vintage di Kota Lama ini. Saya memang penggemar nuansa-nuansa jadul,” ungkap Kirana Oktaviani, salah satu pengunjung.

Saat itu dia datang bersama kawannya, Annisa Oktaviana. Keduanya duduk tepat di pojok lantai dua. Di tepi jendela sembari mengetuk-ketuk meja dengan jari, ketika tembang What a Wonderful World ala Louis Armstrong terdengar.
Tangga kayu menuju lantai dua dalam kedai Kota Lama Koffie yang sering menjadi spot untuk mengambil foto.

Ketika Kirana meminum lychee tea, Annisa mengeluarkan smartphone-nya dan membuat reel Instagram. Bisa jadi itu adalah tayangan pertama dari pengunjung tentang Kota Lama Koffie. Sebab, kedai itu memang baru dirilis pada 12 September 2022, pukul 7 pagi. ”Hai guys, kami sedang berada di tempat yang sangat jadul-jadul banget,” ujar perempuan 21 tahun itu lewat smartphone-nya.

Selain kaum muda, terdapat pasangan suami-istri yang hadir. Yakni Rizky Ardianto dan Irma Pala. Keduanya merupakan pekerja kantoran yang melepas penat sejenak di Kota Lama Koffie. Keduanya tampak menikmati suasana. ”Ini kedai sangat estetik. Lokasinya strategis dan banyak spot foto bagus,” ujar Rizky.
Kirana Oktaviani dan Annisa Oktaviana, dua pengunjung Kota Lama Koffie yang jenak memotret bagian-bagian yang menarik di dalam kedai.

Saat itu ia memesan kopi tetek, menu andalan Kota Lama Koffie. Sedangkan istrinya memesan caramel latte. Kopi tetek merupakan kopi khas Makassar. Dinamakan tetek, karena kopi yang dibuat dengan cara disaring itu kerap menimbulkan bunyi tektek, ketika badan saringan tersentuh wadah. ”Makanya dinamakan kopi tetek. Tetek itu bunyinya,” ungkap Happy.

Menu yang disajikan pun sangat terjangkau. Tak lebih mahal dari 30 ribu rupiah. Terdapat berbagai menu seperti aneka kopi tradisional, minuman modern seperti chocolate ice dan sebagainya. ”Secara produk, konsep kami adalah traditional coffee. Mengutamakan menu-menu kopi tradisional,” pungkas pria 36 tahun itu. 

Sedangkan makanan dan jajanan yang disediakan juga tradisional pula. Seperti tahu petis, sayur lodeh dan sebagainya. 

Pendek kata, nongkrong di Kota Lama Koffie memberikan sensasi tersendiri. Sensasi Eropa lama dengan sentuhan menu tradisi. (*)

Sumber: