Review 2 Episode Pertama Keluarga Cemara the Series: Konflik Remaja yang Sederhana
BERANJAK DEWASA, Euis (Adhisty Zara, duduk) menjadi fokus cerita dalam Keluarga Cemara the Series. -Disney+-
SURABAYA, Harian Disway - Dua film layar lebar Keluarga Cemara berhasil membuat penonton masa kini memahami arti kebersamaan sebuah keluarga. Film pertama, yang tayang pada 2018, fokus pada perjuangan keluarga Abah (Ringgo Agus Rahman) beradaptasi dengan kehidupan baru yang miskin.
Setelah ditipu dan usahanya bangkrut, Abah mengajak istrinya, Emak (Nirina Zubir), dan dua anaknya, Euis (Adhisty Zara) dan Cemara (alias Ara, diperankan Widuri Puteri Sasono), pindah ke sebuah desa di Bogor. Mereka berjuang dari nol. Sedangkan Keluarga Cemara 2 yang dirilis Juni lalu, mengangkat kesepian Ara saat orang tua dan kakaknya punya kesibukan masing-masing.
Kali ini, Keluarga Cemara The Series hadir dengan cerita yang lebih luas. Yakni membahas kehidupan Euis bersama teman-temannya di SMA. Bersama gengnya, dia berencana mengikuti lomba cerdas cemat. Permasalahan keluarga Euis juga masih ada. Namun hanya sebagai bumbu yang mendukung plot utama saja.
Dalam beberapa aspek, Keluarga Cemara The Series lebih mirip dengan sinetron orisinal yang tayang pada pertengahan 1990an. Anak Abah dan Emak bukan hanya dua. Melainkan tiga. Ya, selain Euis dan Ara, Abah dan Emak punya satu anak lagi. Yakni Agil, si bungsu. Yang diperankan oleh aktor cilik Niloufer Bahalwan.
Dilema Euis
USIL, Ara (Widuri Puteri Sasono, kiri) suka menggoda sang kakak yang sudah remaja dan mulai naksir-naksiran dengan temannya. -Disney+-
Dalam serial yang bisa dinikmati di Disney+ ini, diperkenalkan empat karakter lain. Yang merupakan sahabat Euis di sekolah. Yakni Deni (diperankan Kafin Sulthan), Rindu Sukmawati (Yasamin Jasem), Andi (Yoshia Frederico), serta Ima (Kawai Labiba). Merekalah yang ditunjuk sekolah dalam lomba cerdas cermat.
Euis digambarkan sebagai gadis yang ambisius. Bagaimana tidak? Kepala sekolah belum memberi kepastian apakah tim mereka bisa ikut cerdas cermat. Namun Euis sudah berinisiatif untuk membagi materi agar bisa dipelajari oleh masing-masing anggota tim. Sebagai persiapan.
Sifat itu bisa dimaklumi. Karena Euis adalah anak pertama yang rasa punya tanggung jawab tinggi terhadap keluarga. Selain berjuang masuk perguruan tinggi, dia juga harus membantu orang tua menjaga adik-adiknya. Konflik khas remaja itu dieksplorasi dengan baik dalam serial yang disutradarai oleh Ismail Basbeth ini.
Misalnya, pada episode pertama lalu. Emak meminta Euis untuk menjaga adik-adiknya. Karena dia hendak bertemu investor demi mengembangkan bisnis ayam gepreknya. Euis menyanggupi. Namun, Euis malah pulang terlambat. Karena keasyikan membuat kue bersama teman-temannya.
Emak sangat kecewa kepada Euis. Dia gagal bertemu investor. Euis meminta maaf. Ada rasa iba yang muncul di hati penonton melihat Euis. Seharusnya, dia bisa menikmati masa yang indah. Tapi Abah dan Emak juga harus bekerja keras mencari uang, dia harus mengorbankan waktu untuk menjaga adik-adiknya.
Dilema memilih aktivitas bersama teman atau mengurus keluarga mendapat porsi yang cukup besar di episode pertama. Dia gelisah dan sungkan kalau tidak membantu teman-temannya berjualan kue. Emak menasehati Euis, bahwa dia sudah besar. Maka harus bertanggungjawab dengan perkataannya.
Tidak mudah menjadi Euis. Sebagai anak pertama yang sedang beranjak dewasa, ia dihadapkan oleh realita yang membingungkan. Serta tanggung jawab besar yang harus dipikul sendirian.
KEHADIRAN Abah (Ringgo Agus Rahman, kanan) dan Emak (Nirina Zubir) yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap anak-anaknya menjadi bumbu yang memperkaya plot utama. -Disney+-
Konflik yang disajikan dalam Keluarga Cemara The Series memang tidak seheboh film action atau film horor. Tidak juga dramatis ala sinetron-sinetron remaja pada awal 2000an. Melainkan peristiwa sehari-hari yang dihadapi seorang bocah SMA. Namun, justru konflik itu yang paling dekat dan relatable dengan penonton.
Alurnya terkesan santai dan sederhana. Tapi serial ini seperti memberi jaminan bahwa kita bisa menikmati setiap kisah yang disuguhkan di dalamnya. Sangat cocok bagi yang suka menonton series bertemakan keluarga.
Ujian Pertemanan
Penulis naskah Ismail Basbeth, Indriani Agustina, dan Carine Regina memberikan ruang untuk memperdalam karakter teman-teman Euis. Misalnya Rindu, gadis cerdas yang selalu berusaha untuk menjadi nomor satu. Dalam hal ambisi, dia paling klop dengan Euis. Sementara itu, Ima adalah si ekstrover dalam kelompok tersebut. Dia ceria, punya bakat menyanyi, dan jujur.
Kelompok yang menamakan diri Geng Kampung itu juga beranggotakan dua orang cowok. Yakni Andi, yang ceroboh dan jenaka. Juga Deni yang lembut dan pengertian. Namun, di balik sifat-sifat itu, mereka sama-sama menyimpan luka tersendiri.
Suatu saat, pertemanan mereka diuji karena Andi tidak mengerjakan tugas Bahasa Indonesia. Hal itu membuat gurunya berencana menggantikan posisi Andi dengan siswa lain dalam tim cerdas cermat. Euis dan Rindu kelewat egois. Mereka setuju Andi keluar. Sedangkan Ima, tidak mau terburu-buru mengambil keputusan. Dia memberi Andi kesempatan.
Saya menyukai karakter Ima yang tegas dan tidak egois. Dengan mengulik kisah Andi melalui Uak, Ima benar-benar teman sejati. Dia mencari tahu, mengapa Andi tidak mengerjakan tugas Bahasa Indonesia yang bertema ayah. Ternyata, ayah Andi pernah masuk penjara. Hal itu membuatnya sangat membenci sang ayah.
Ima juga membantu agar Andi bisa lebih dekat dengan ayahnya. Andi, yang melihat ayahnya banting tulang, lama-lama luluh. Ima adalah teman yang mungkin menjadi idaman semua orang. Tulus dan tak pandang bulu.
Nah, konflik apa lagi yang akan diulas oleh Keluarga Cemara The Series dalam enam episode ke depan? Tentu bikin penasaran. Yang jelas, serial ini mengobati kerinduan kita pada drama keluarga yang ringan, hangat, tapi juga penuh makna. Seperti sinetron Keluarga Cemara yang menghibur tante dan om kita pada pertengahan 90an dulu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: