Jatim Targetkan Stunting Turun Hingga 18,4 persen Tahun Ini

Jatim Targetkan Stunting Turun Hingga 18,4 persen Tahun Ini

Grafis Stunting di Jatim--

Yakni dengan mengupayakan pemenuhan kecukupan zat besi dan folat kepada seluruh ibu hamil. Misalnya, memberi suplementasi tablet tambah darah (TTD) sebanyak 90 tablet, pemberian makanan tambahan PMT) bergizi bagi ibu hamil dan balita kurus.

Tumbuh kembang balita pun dipantau rutin setiap bulan. Mereka diberi suplementasi vitamin A dan tablet Zinc. Serta imunisasi dasar lengkap. “Remaja putri juga kami beri TTD seminggu sekali untuk mencegah anemia,” ungkap Erwin.

Selain itu, edukasi dan konseling pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan juga terus digalakkan. Setiap bayi berusia 6 - 23 bulan mendapat makanan pendamping ASI. Setiap balita dengan status gizi buruk mendapatkan penanganan tata laksana gizi buruk.

Pihaknya juga terus meningkatkan cakupan penerima bantuan iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional. Dan meningkatkan cakupan desa/kelurahan stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Dari semua upaya itu, Erwin optimistis angka prevalensi dan jumlah balita stunting di Jawa Timur akan turun drastis. Ia menargetkan mencapai 18,4 persen pada akhir tahun ini. Sehingga target pada 2024 nanti bisa tercapai.

“Pemberian asupan menu gizi seimbang dan stimulasi tumbuh kembang menjadi syarat mutlak pencegahan stunting,” tandasnya. Masalah gizi itu bisa dideteksi secara dini. Yakni melalui pemantauan tumbuh kembang secara rutin di posyandu. Sehingga masyarakat sebetulnya juga punya peran penting dalam penurunan angka stunting di Jawa Timur. (Mohamad Nur Khotib)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: