Dongkrak Bumdes untuk Gerakkan Ekonomi Desa

Dongkrak Bumdes untuk Gerakkan Ekonomi Desa

Foto bersama tim pengabdian Untag Surabaya dengan pengurus Bumdes Wijaya Desa Bejijong, Mojokerto.-Anggraeny Puspitaningtyas untuk Harian Disway-

PERPUTARAN roda ekonomi seyogianya digerakkan mulai lingkup pemerintahan terkecil, yakni desa. Dengan demikian, posisi strategis Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) pun tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Konsep pengelolaan Bumdes harus terus diarahkan agar laju perekonomian bisa bergerak yang lebih cepat dan tepat.

 

Spirit itulah yang mendasari tim pengabdian dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Pada 18 September 2022, mereka terjun langsung ke Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Secara spesifik, topik pengabdian yang mereka usung adalah Literasi Peran Penting Bumdes dalam Peningkatan Daya Saing Ekonomi Desa Bejijong.

 

’’Jika Bumdes dikelola secara tepat, maka daya saing desa dalam hal perekonomian pun akan melesat,’’ kata Anggraeny Puspitaningtyas SAP MAP, dosen Prodi Administrasi Negara FISIP Untag Surabaya, yang menjadi ketua tim pengabdian tersebut.

 

Dalam tim itu, Anggraeny didampingi oleh Beta Puspitaning Ayodya S.Sos MA, dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Untag Surabaya. Mereka dibantu oleh dua mahasiswa, yakni Anggraeni Cahya Ningrum (Prodi Administrasi Negara) dan Deva Supriyadi Junior (Prodi Ilmu Komunikasi). Selain itu, Hasan Ismail SAP MAP yang menjadi pemateri dalam pengabdian masyarakat tersebut.

 

Tim pengabdian juga berdialog dengan Dakhlan, Ketua Bumdes Wijaya Desa Bejijong. Kata Dakhlan, Bumdes adalah pilar penyangga perekonomian desa. Terutama sebagai penyokong usaha-usaha mikro yang berkembang di wilayah pedesaan. ’’Bumdes Wijaya Bejijong sebenarnya berperan penting sebagai salah satu penggerak roda perekonomian desa. Tetapi, pengelolaannya belum maksimal,’’ kata Dakhlan.

 

Hal yang paling dibutuhkan lembaganya, papar Dakhlan, adalah pendampingan dalam penyusunan program serta konsep pengelolaan.

 

Itulah yang akhirnya menjadi fokus tim pengabdian masyarakat dari Untag Surabaya tersebut. Sebagai akademisi, mereka memberikan beberapa solusi terkait permasalahan yang diutarakan Dakhlan. Yang utama adalah bagaimana meningkatkan kemampuan dan pengelolaan potensi Desa Bejijong.

 

Desa tersebut memang punya potensi begitu besar. Utamanya dalam bidang pariwisata. Desa Bejijong dikenal sebagai desa wisata yang mengusung warisan sejarah begitu panjang. Ia terletak di Trowulan yang dipercaya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit di masa silam. Di Bejijong juga terdapat sejumlah situs bersejarah sejak dari zaman Majapahit. Dengan pengelolaan yang tepat, industri pariwisata itu bisa menyokong perekonomian desa.

 

Selain itu, tim pengabdian itu juga melakukan pendampingan untuk pembuatan SOP pelaporan keuangan, pelayanan, pembagian SHU, hingga penetapan bunga dan standar persyaratan peminjaman dana.

 

Yang tak kalah penting adalah bagaimana merangsang inisiatif warga desa melalui penyusunan program kegiatan. ’’Agar semua potensi bisa dikelola, dimanfaatkan, dan dioptimalkan. Termasuk soal potensi sumber daya alam dan manusia di Desa Bejijong,’’ kata Anggraeny. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: