DIP Sukses Beri Warna Baru Harian Disway
Alfian-Harian Disway-FOTO BERSAMA DIP Batch 1 dengan CEO Harian Disway Tomy C. Gutomo (paling kanan).-
TOMY C. Gutomo, CEO Harian Disway, sangat berterima kasih kepada 18 peserta Disway Internship Program (DIP) Batch 1. ’’Teman-teman ini bisa memberi warna baru, suasana baru, pada kantor ini. Pada Harian Disway,’’ ucap lelaki asal Ngawi itu, Jumat, 21 Oktober 2022.
Ya, sore itu, Tomy berbicara pada acara Welcome and Farewell Party Disway Internship Program. Itulah acara untuk melepas 18 peserta DIP Batch 1. Mereka sudah merampungkan magang selama tiga bulan. Di situ pula disambut 16 peserta DIP Batch 2 yang akan mengisi posisi reporter, content writer, fotografer, dan social media specialist di Harian Disway sampai tiga bulan mendatang.
Acara itu Pesta-Pora Halo-Win Party. Kostumnya adalah Silly and Creepy. Maka para peserta pesta itu pun berusaha mewujudkan tema itu dalam kostum masing-masing. Misalnya, Jihan Rafifah, mahasiswa Universitas Airlangga. Dia berkostum ala Harley Queen. "Tapi aku nggak pakai Harley yang asli, yang rambutnya kunciran dua. Aku pakai mahkota ala princess. Soalnya nggak mau terlalu nge-badut," ucap perempuan asal Lamongan tersebut.
Halo-Win adalah plesetan dari kata Halloween. Maknanya adalah ucapan selamat bagi para pemenang. Peserta DIP Batch 1 yang menjadi pemenang karena telah berhasil menyelesaikan magang. Sedangkan peserta DIP Batch 2 adalah pemenang yang telah lolos tahap penyaringan dan akan bekerja selama tiga bulan mendatang.
Tiga bulan dianggap sebagai waktu yang cukup bagi para peserta untuk belajar dan praktik langsung. Ada banyak ilmu yang bisa disalurkan. Misalnya terkait dengan berita online, berita cetak, podcast, dan media sosial. "Kalau melebihi tiga bulan, takut ganggu waktu kuliah mereka," terang Retna Christa, redaktur Harian Disway, yang banyak mengasuh peserta DIP.
Program magang itu memberikan kesan tersendiri bagi para peserta. Bekerja sama dengan tim, menjalankan tanggung jawab pekerjaan yang nyata, serta kritik membangun ketika membuat kesalahan, tersimpan dalam benak mereka.
"Di sini belajar komunikasi tim. Biasanya aku kalau bikin konten kan sendirian. Nah, ini harus sama talent. Berusaha bangun mood talent," jelas Andreas, mahasiswa asal Universitas Kristen Petra. Andreas pun bukan orang sembarangan di dunia media sosial. Ia adalah content creator TikTok dengan followers 200 ribu.
Harian Disway pun menerima hal positif dari para peserta. Banyak saran dan pandangan yang lebih beragam terkait konten dan topik berita yang dekat dengan anak muda. "Contohnya kita kan lagi belajar ngembangin TikTok. FYP pertama pecah dari anak-anak DIP," terang Nana, sapaan Retna Christa.
SERTIFIKAT KELULUSAN yang diterima oleh peserta DIP Batch 1. Vanessa Valerie, manajer bisnis Harian Disway (kiri), dan Nabila Aulia.--
Sebagai penanda kelulusan, peserta DIP Batch 1 mendapatkan sertifikat yang bertanda tangan Dahlan Iskan sebagai founder Harian Disway dan Tomy C. Gutomo.
Menurut Tomy, DIP adalah salah satu program Harian Disway untuk menunjukkan kepedulian terhadap talenta-talenta muda. Terlebih, harian yang didirikan Dahlan Iskan pada 4 Juli 2020 itu muncul dengan berbagai platform. Mulai media cetak, online, media sosial, hingga berbagai event. ’’Peserta DIP benar-benar dilibatkan di situ. Mereka bukan menjalani magang secara formalitas,’’ kata Tomy.
Selain DIP, Harian Disway juga menerima magang reguler atau magang MBKM dari berbagai kampus. ’’Kami ingin Harian Disway ini menjadi laboratorium besar bagi anak-anak muda yang ingin mempelajari media. Baik bisnisnya, penggarapan kontennya, hingga meraih pasarnya,’’ ujar Tomy.
Dengan DIP yang sudah berjalan dua periode ini, Tomy ingin program pendidikan media di Harian Disway tersebut menjadi lebih besar dan sistematis. ’’Ini sedang kami godok. Tunggu peluncurannya,’’ kata Tomy yang seorang runner tersebut. (Gusti Ayu Y. D.)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: