Yang Unik-Unik daru Parade Juang (1): Tolak Perang dengan Kostum Perang

Yang Unik-Unik daru Parade Juang (1): Tolak Perang dengan Kostum Perang

Surabaya cosplay ikut meramaikan Parade Juang Surabaya -Afdholul Arrozy S - Harian Disway-

Komunitas Surabaya Cosplay dapat tempat di Parade Juang 2022, Minggu, 6 November 2022. Kehadiran mereka jadi pembeda dari parade tahun-tahun sebelumnya.

REMAJA dengan tampilan warna-warni jadi pusat perhatian Parade Juang. Pakaiannya bak tokoh anime Jepang. 

Dengan percaya diri mereka melintasi Jalan Tunjungan. Dua orang memegang spanduk putih dengan tulisan STOP WAR! Ditulis dengan huruf kapital berwarna merah.

Di belakang spanduk itu berbaris anggota Surabaya Cosplay. Mereka melambaikan tangan ke penonton. Tangan satunya memegang poster yang juga berisikan kampanye anti peperangan.

Apa kaitan mereka dengan Parade Juang? Sebab rombongan di depan mereka memakai pakaian pejuang. Bahkan veteran yang masih hidup juga ikut parade.

“Mereka ngomong pengin ikut. Aku langsung mikir, wah iki keren,” ujar Sutradara Parade Juang Heri Prasetyo. Orang memanggilnya Heri Lentho.

Tokoh seniman Jatim itu langsung memasukkan mereka ke daftar peserta parade. Menurutnya, semua berhak ikut berpartisipasi. “Mereka punya nilai sendiri dan tak ada bedanya dengan komunitas sejarah yang memakai kostum pejuangnya,” kata Heri ditemui setelah parade usai di Taman Budaya Jawa Timur.

Kami bertemu sore hari setelah parade. Ia baru selesai mengistirahatkan tubuhnya setelah tiga pekan tenaganya terkuras untuk persiapan acara.

Sambil duduk, ia menceritakan bahwa diskusi dengan komunitas Surabaya Cosplay terjadi sejak dua bulan sebelum acara. Akhirnya ada titik temu. 

Kebetulan 6 November bertepatan dengan Hari Internasional Pencegahan Eksploitasi Lingkungan dalam Perang dan Konflik Bersenjata. Muncul ide untuk membuat gerakan protes secara paradoks.

Tokoh yang mereka tampilkan adalah karakter peperangan dalam anime. Ada peserta yang membawa tombak, kapak, pedang, hingga senjata api.

“Gimana kalau tiba-tiba kamu melawan ketokohan itu. Bisa enggak kita membuat suara menolak perang pakai kostum itu,” kata Heri. Cosplayer setuju. Rupanya ide itu sukses membawa hal baru di Parade Juang.

Menurutnya, ekspresi cosplayer itu sama seperti orang-orang terdahulu yang mengidolakan sosok Gatotkaca. Sosoknya memang menjadi simbol pahlawan dalam peperangan besar di Kurusetra. Namun fans Gatotkaca mengambil sisi positifnya. Dialah yang menewaskan banyak Pasukan Kurawa yang mewakili kejahatan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: