Tenaga Kesehatan, Pahlawan di Masa Pandemi

“Kondisinya sudah tak keruan. Kami takut tapi bagaimanapun ini kan tugas,” kenang Ety. Sebab, di masa serangan Delta itu, para nakes pun banyak yang ambruk. Bahkan mulai banyak yang berguguran.

Termasuk seorang suami dari teman Ety yang sesama nakes. Sempat dilarikan ke RSUD Soetomo namun tak tertolong. Meski tanpa komorbid, saturasi oksigennya jauh di bawah 90. 

Itu menjadi pengalaman yang paling kelam selama karirnyi. Namun, kini keadaan jauh berubah. Sudah lebih baik. Ety dan para rekan kerjanyi pun sudah terlihat lebih tenang. 

Kini, tugas Ety menjalankan profesi pun tinggal satu bulan lagi. Usianyi sudah menginjak 58 tahun. Otomatis bakal pensiun. Dia pun bersyukur telah melewati masa-masa paling pahitnyi sebagai nakes. “Semoga pandemi segera lenyap. Doakan kami semua sehat-sehat terus ya,” ungkapnyi.

Petugas entry data vaksinasi Kriswulandari Kurniawati sedang menjalankan tugas.-Alyara Hananda - Harian Disway-

Pengalaman serupa juga dialami oleh seorang bidan lain, Rochanah. Dia juga bertugas menjadi vaksinator. Namun, tidak di puskesmas maupun fasyankes lain, tetapi keliling mal-mal di Surabaya.

Sudah tak terhitung berapa ribu lengan yang telah dia suntik. Tentu beda tempat, beda juga tantangannya.  Yang jelas, kata Rochanah, paling kacau terjadi ketika momen gelombang kedua varian Delta.

“Itu yang datang ke sini banyak sekali,” ujarnyi di acara vaksinasi di Galaxy Mal 3, Surabaya. Otomatis, kerumunan pun tak terhindarkan. Namun, penumpukan peserta vaksin terjadi di luar. Begitu sampai area vaksin sudah ditertibkan kembali dengan aturan jaga jarak.

Rochanah pun optimistis pandemi Covid-19 segera menjadi endemi. Meski satu bulan belakangan kasus meningkat. Namun, dia yakin tak akan terjadi lonjakan kasus lagi lantaran kekebalan kelompok sudah terbentu. “Semoga semua cepat kembali normal. Hidup kita lebih sehat lagi. Aamiin,” harapnyi. (Mohamad Nur Khotib)

 

Sumber: