Pribadi Ganda si Kebaya Merah

Pribadi Ganda si Kebaya Merah

-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-

Sebutan gila umumnya untuk orang yang telanjang dan lari-lari di jalanan. Sedangkan si Kebaya Merah telanjang saat bikin video. Dijual.

Dikutip dari laporan World Health Organization (WHO) nomor 6B64, bertajuk Dissociative Identity Disorder, kepribadian ganda adalah istilah medis yang digunakan sebelum 1980. Setelah itu, para pakar psikiatri internasional sepakat, istilah tersebut tidak tepat.

Diganti jadi keb(DID).

Dikutip dari jurnal ilmiah The Sidran Institute, lembaga kesehatan jiwa nirlaba yang berpusat di Derwood, Maryland, Amerika Serikat, jumlah pengidap DID wanita enam kali lebih banyak daripada pria.

DID dibagi tiga jenis.

1) Identitas disosiatif. Gangguan identitas disosiatif terkait pengalaman yang luar biasa. Peristiwa traumatis. Misalnya, pelecehan yang terjadi di masa kanak-kanak. Baik pelecehan psikologis, terutama pelecehan seksual.

Muncul dua atau lebih identitas yang berbeda pada pemikiran dan perilaku pengidap. Identitas yang berbeda tampak di perubahan perilaku, ingatan, dan pemikiran. Orang lain melihat perubahan tersebut, tapi pengidap tidak merasakan.

Belum ada riset yang membuktikan korelasi antara pelecehan seks di masa kecil dan DID di masa dewasa (DID hanya diidap orang dewasa). Diduga, akibat pelecehan seks, korban mencari pelarian psikologis, lalu membayangkan dirinya sebagai orang lain.

2) Amnesia disosiatif. Pengidap tidak mampu mengingat informasi tentang diri sendiri. Bukan pelupa. Melainkan, tidak mampu mengingat suatu peristiwa dalam suatu periode tertentu. Dan, peristiwa itu bukan kejadian lama. Bisa kejadian sepekan lalu.

Amnesia disosiatif dikaitkan dengan pengalaman trauma masa kanak-kanak, dan terutama dengan pengalaman pelecehan emosional dan pengabaian emosional. 

Pengidap tidak menyadari kehilangan ingatan mereka atau mungkin hanya memiliki ingatan yang terbatas. Itu diketahui setelah dilakukan pemeriksaan oleh profesional di bidang psikiatri.

3) Depersonalisasi. Pengidap punya pengalaman tidak nyata berkelanjutan atau berulang yang signifikan. Semacam ilusi. Pengidap merasa seolah-olah dirinya berada di luar tubuhnya.

Yang parah, pengidap merasa seolah-olah hal-hal dan orang-orang di dunia sekitar mereka tidak nyata. Meskipun, pengidap bisa tampak tidak reaktif atau kurang emosi terhadap kondisi yang dia anggap tidak nyata tersebut.

Hanya jenis itu yang umumnya dialami remaja, sampai sebelum usia 20. Setelah usia 20, biasanya hilang sendiri. Ada juga yang setelah dewasa kambuh lagi.

Mayoritas pengidap DID mengalami depresi pada saat-saat tertentu. Mendadak depresi tanpa didahului stres. Orang normal, stres dulu, barulah meningkat jadi depresi jika stres tidak diatasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: