Penjualan Mobil Listrik On The Track
Mobil listrik Wuling Air Ev. Si imut yang kokoh dan stabil melaju di tengah keramaian kota.-Boy Slamet-Dok/Harian Disway-
Penggunaan mobil listrik akan menghemat biaya bahan bakar dan perawatan sebesar Rp 17,62 juta per tahun. Bahkan, untuk 1 juta mobil listrik akan menekan impor BBM sebesar 1,5 juta kilo liter. Itu berarti bisa menyelamatkan devisa sebesar Rp 13,02 triliun.
Emisi CO2 pun bakal turun 3,21 juta ton per tahun. Dan tentu konsumsi listrik juga akan meningkat 2,2 TWh per tahun. ”Target kita 2060 emisi kita bisa nol, kita bisa pakai semua potensi energi baru yang ada di seluruh Indonesia,” ujar Arifin.
Ia pun optimistis program percepatan KLLB itu akan diikuti efek bagus lainnya. Terutama pertumbuhan sektor manufaktur hingga bengkel-bengkel kendaraan listrik.
Akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya M. Nur Yuniarto mengatakan, hingga kini sudah ada delapan aturan yang diterbitkan khusus untuk percepatan penggunaan kendaraan listrik. Namun, seluruh insentif itu dinilai belum efektif.
"Karena kita masih punya banyak isu penting lainnya," jelasnya. Mengingat penetrasi penggunaan KLBB masih sangat rendah. KLBB masih didominasi produk impor. Sementara industri otomotif dalam negeri belum berani memproduksi kendaraan listrik.
Sebetulnya, kata Nur, masyarakat belum banyak yang tertarik untuk menggunakan kendaraan listrik. Meski insentif sudah banyak diterbitkan. Maka solusinya pun harus lebih difokuskan.
Yakni memperbanyak konversi kendaraan BBM ke listrik. Atau yang paling efektif, beralih fokus ke angkutan umum. Sehingga produksi pabrikan dalam negeri pun bisa dikembangkan. (Mohamad Nur Khotib)
PENGUNJUNG Plaza Tunjungan melihat dari dekat mobil listrik Wuling Air ev.-Boy Slamet-Harian Disway-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: