Mengunjungi Kompleks Hunian Tetap saat Semeru Erupsi lagi

Mengunjungi Kompleks Hunian Tetap saat Semeru Erupsi lagi

Petugas Satpol PP Lumajang patroli untuk mengecek kondisi di hunian tetap Perumahan Bumi Semeru Damai setelah terjadi erupsi, Minggu, 4 Desember 2022.-Foto: Mohamad Nur Khotib-Harian Disway-

Belum tujuh bulan warga dari desa terdampak erupsi Semeru 2021 menempati hunian tetap yang diberi nama Perumahan Bumi Semeru Damai. Lokasi itu dulu dipilih karena dinilai aman. Wartawan Harian Disway Mohamad Nur Khotib mengunjungi perumahan itu saat terjadi erupsi, Minggu, 4 Desember 2022.

---

JANTUNG berdebar lebih kencang begitu memasuki Desa Jarit, Kecamatan Pasirian, Lumajang. Langit sudah agak mendung. Orang-orang pun berhamburan di tepi jalan. Suasana Minggu pukul 12.30 siang, 4 Desember 2022, itu mirip seperti tahun lalu. Tepat saat Gunung Semeru erupsi pada 4 Desember 2021. 

Dengan perasaan agak cemas, saya kencangkan sedikit laju motor. Demi mengecek situasi di sana: Gladak Perak. Jaraknya masih sekitar 10 kilometer dari Desa Jarit.

Makin dekat ke lokasi, orang-orang berdiri di pinggir jalan juga makin banyak. Pandangan mereka kompak ke ujung Gunung Semeru yang tertutup kabut itu.

BACA JUGA:Mengapa Jepang Mewaspadai Tsunami Setelah Erupsi Semeru?

BACA JUGA:Terjadi 2.919 Gempa Letusan di Semeru Sejak 1 November 2022

Para pengendara dari arah selatan pun sama banyaknya. Mereka berduyun-duyun turun ke daerah yang lebih rendah. Baik yang membawa motor maupun yang naik bak truk dan mobil pikap.

Begitu sampai di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, akses jalan sudah ditutup oleh petugas. Gerimis sudah turun. Kabut pun makin tebal. Jarak pandang cuma 2 meter.

Petugas hanya mengizinkan akses jalan sampai Dusun Kamar Kajang. Rumah-rumah sepanjang jalan itu sudah sepi. Semua warga sudah mengungsi.

Persis dua kilometer sebelum Gladak Perak, terlihat juga rumah-rumah yang ambruk akibat erupsi tahun lalu. Asap dari lahar yang mengalir di bawah Gladak Perak makin menguap ke udara.

"Hati-hati, di dekat gladak hawanya sudah panas, Mas," ujar Lastari, lelaki 56 tahun. Ia sedang duduk di kursi depan warungnya. Persis di seberang rumah-rumah ambruk yang tertimbun abu.


Lastari berteduh di sebuah warung.-Foto: Mohamad Nur Khotib-Harian Disway-

Lastari mengenakan jas hujan oranye. Ia baru saja menutup warungnya. Dan akan bergegas ke rumah barunya di hunian tetap (huntap) Perumahan Bumi Semeru Damai.

Sumber: