Eko-Tren Antar Jatim Raih Top Inovasi Publik
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menerima penghargaan Top Inovasi Publik oleh Menteri PAN_RB Abdullah Azwar Anas. -Kemenpan-RB-
JAKARTA, HARIAN DISWAY - Program pengembangan ekonomi masyarakat berbasis pesantren (Eko-Tren) di Jawa Timur dinilai berhasil. Program itu merupakan bagian dari konsep one pesantren one product (OPOP) yang dicanangkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Kerja keras Khofifah meningkatkan daya saing bisnis pesantren itu berbuah manis. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) memberikan penghargaan sebagai salah satu dari 45 Top Inovasi Publik di Indonesia. Penghargaan itu diterima Khofifah, Selasa, 6 Desember 2022, di Hotel Bidakara, Jakarta.
Khofifah menjelaskan, dengan program itu, pesantren dituntut untuk mandiri. Yakni dengan menciptakan lapangan kerja sendiri. Lalu meningkatkan usaha pesantren. Itu dilakukan dengan melibatkan santri dan alumni.
Dia pun yakin, jika semakin banyak pesantren yang terlibat dalam program itu, akan semakin meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. “Jawa Timur ini gudangnya pesantren. Jumlahnya yang sangat besar tentu akan berpengaruh terhadap masyarakat,” kata Khofifah.
Ada tiga pilar utama dalam pengembangan OPOP. Tiga pilar itu adalah Pesantrenpreneur dengan pemberdayaan ekonomi pesantren melalui kopontren dan badan usaha lainnya. Kopontren adalah koperasi yang didirikan di lingkungan pondok pesantren guna menunjang seluruh kebutuhan warga yang berada di dalamnya.
Lalu, Santripreneur, yakni pemberdayaan santri menjadi entrepreneur melalui laboratorium kewirausahaan dan vokasional skill. Terakhir adalah sosiopreneur. Yakni dengan upaya pemberdayaan usaha alumni pesantren melalui sinergi dan kolaborasi dengan usaha ponpes dan masyarakat.
"Sampai saat ini telah bergabung 750 pesantren dalam pesantrenpreneur dan lebih dari 100 ribu santri yang terlibat dalam santripreneur," jelasnya.
Dalam menjalankan ketiga pilar itu, tidak hanya dilakukan oleh pesantren. Dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Seperti keterlibatan pemerintah, media, akademisi, private sector, dan masyarakat.
Opop itu juga sudah direplikasi di 11 kabupaten dan kota di Jatim. Yakni: kota Madiun, kota Probolinggo, kota Mojokerto, kabupaten Lamongan, Magetan, Jombang, Gresik, Blitar, Sidoarjo dan Trenggalek, Ngawi. Bahkan dilakukan juga di Provinsi Kalimantan Selatan.
Menurut ibu empat anak itu, program yang dibuatnyi itu sangat mudah ditiru. Karena saling berkesinambungan dan melibatkan semua unsur dalam ekosistem. Serta pendekatan pemberdayaan melalui enam aspek fasilitasi tadi. Mulai kelembagaan hingga pemasaran.
Dia pun berharap Eko-Tren mampu mewujudkan kemandirian ekonomi pondok pesantren. Juga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Adanya peningkatan omzet usaha dan aset ponpes. Serta kontribusi kepada pesantren meningkat.
"Penurunan angka kemiskinan Jawa Timur pada Susenas Maret 2022 mencapai 391 jiwa. Itu merupakan penurunan kemiskinan tertinggi se-Indonesia. Mungkin ini juga akibat dari adanya program Eko-Tren,” ucap perempuan kelahiran 19 Mei 1965 itu.
Dia juga menyampaikan terimakasih atas ikhtiar semua pihak. Mulai dari pengasuh pesantren, tim Opop, dan semua tim pendampingan. Seperti dari dinas Koperasi dan UKM, Bank Indonesia, Perguruan Tinggi, Swasta, juga lembaga perbankan.
"Apresiasi top 45 dari KemenPAN-RB ini, semoga menjadi penguat semangat untuk mengembangkan kewirausahaan berbasis pesantren lebih kuat lagi kedepan," ungkap alumnus Universitas Airlangga itu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: