Qatar dan Astana Anyar
-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Kebencian terhadap Barat memiliki sejarah yang panjang dan beragam di negara-negara Islam. Kemudian, perasaan tersebut diarahkan ke Amerika Serikat (AS) dalam beberapa dasawarsa terakhir setelah Perang Dunia II.
Tindakan bom bunuh diri yang dalam gerakan Islam disebut sebagai bom syahid juga fenomena lama. Kekerasan atas nama agama terjadi pada semua agama, bukan hanya Islam. Namun, Islam menjadi paling menonjol karena dianggap sebagai pesaing Barat yang Kristen sebagaimana diungkapkan Samuel P. Huntington dalam The Clash of Civilization atau Benturan Peradaban.
AS menjadi superpower dunia setelah menjadi pemenang Perang Dunia II bersama Sekutu Barat. Sejak itu AS mengarahkan kekuatannya untuk menundukkan Timur Tengah yang dianggap sebagai episentrum peradaban Islam.
Pemihakan AS terhadap Israel yang cenderung membabi buta menimbulkan kebencian yang meluas di dunia Islam. Israel dianggap merampas tanah warga Palestina dan dengan semena-mena membunuhi warga sipil. AS menjadi godfather Israel dan karena itu menjadi sasaran kemarahan yang luas di kalangan dunia Islam.
Perang peradaban melawan AS dan Barat dilakukan di berbagai front dengan berbagai cara yang sama-sama disebut sebagai jihad. Aktivis JAD melakukan jihad dengan memakai bom untuk menghancurkan negara yang dianggap sebagai thaghut.
Para emir Qatar melakukan perlawanan dengan caranya sendiri. Mereka menggunakan uang dan kekayaan untuk menyelenggarakan Piala Dunia yang extravagant. Itulah jihad dalam versi lain yang lebih canggih dan modern. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: