Payung Madinah Patah Sebelum Berkembang

Payung Madinah Patah Sebelum Berkembang

Rangka payung Madinan yang patah saat diuji coba. -Istimewa-

KOTA PASURUAN, HARIAN DISWAY - Proyek pembangunan enam Payung Madinah di KOTA PASURUAN yang menelan anggaran fantastis mengalami kendala. Rangka payung itu patah. Tepat pada pengaitnya.  Peristiwa itu terjadi, Senin 12 Desember 2022 sekitar pukul 20.00.

Rangka patung itu patah saat diuji coba buka-tutup. Suara yang ditimbulkan cukup keras. Farid Misbah, wakil ketua II DPRD Kota Pasuruan, mengungkapkan, peristiwa patahnya Payung Madinah itu mencoreng wajah legislatif. Walaupun fraksinya menyatakan abstain pada Paripurna akhir R-APBD Kota Pasuruan tahun anggaran 2023, tetapi Farid merasa menanggung malu atas peristiwa itu.

"Kami sudah tidak tahu lagi harus bagaimana karena kalah suara. Wajah kami terasa tercoreng dengan peristiwa payung ini," kata Farid, Selasa 13 Desember 2022.

Kritik tak kalah keras juga dilontarkan anggota dewan lainnya. Helmi dari PAN mengatakan, sejak awal pembahasan R-APBD tahun 2023 pihaknya menolak penambahan payung. Helmi beralasan keberadaan enam payung di tahun 2022 ini belum jelas manfaat dan dampaknya bagi Kota Pasuruan. 

"Dari awal kan fraksi kami meminta untuk dikaji ulang penambahan pengadaan payung ini. Untuk dilihat dulu hasilnya. Apakah sesuai dengan target meningkatnya jumlah wisatawan di Kota Pasuruan atau tidak," ujar politikus lawas Kota Pasuruan itu. 

Di sisi lain, Helmi mengkritik bahwa kekuatan payung yang dalam kurun waktu setahun ke depan masih belum jelas. 

"Kalau dianggap baik ya bisa kita tambah di tahun-tahun berikutnya. Lha ini belum selesai aja sudah masalah. Padahal, kain yang terpasang itu saya kira sangat ringan dengan rangka yang terpasang kokoh ternyata hasilnya seperti itu. Saya jadi curiga dengan rangka tiang-tiang yang lain apakah kekuatannya tidak jauh beda, "ungkap Helmi. 

Proses pengerjaan dan pengawasan selama proyek yang memangkas APBD Kota Pasuruan sebanyak Rp 18 miliar itu juga dinilai tidak profesional.

Pakar Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Roslinormansyah menilai unsur K3 jelas diabaikan selama proyek Payung Madinah berjalan. Itu tampak dari pekerja yang minim atribut K3 serta saat wali kota Pasuruan datang memantau.

"Jangankan dari unsur pekerjanya yang minim safety. Wali kotanya saat sidak hanya mengenakan pakaian ala kadarnya itu juga salah dalam aturan K3. Tampak perusahaannya tidak paham K3," tandasnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: