Akhir Kisah Dongeng Piala Dunia: Maroko Sudah Move On!

Akhir Kisah Dongeng Piala Dunia: Maroko Sudah Move On!

Tim Afrika pertama di semifinal. Mempermalukan Belgia, Spanyol, dan Portugal. Jadi juara grup F. Empat cleansheet. Kisah dongeng itu berakhir dengan indah.--BR Football

DOHA, HARIAN DISWAY - Kisah dongeng Maroko ke semifinal Piala Dunia untuk pertama kalinya akan menyuntikkan energi baru dalam sepak bola Afrika. Keberhasilan itu sekaligus memberikan harapan bagi tim-tim Benua Hitam ketika mereka kembali dalam jumlah yang lebih besar dalam waktu empat tahun ke depan.

Sebelumnya, sepakbola Afrika sempat mengalami krisis kepercayaan diri setelah Piala Dunia terakhir di Rusia, ketika tidak satu pun dari lima tim yang berhasil lolos dari fase grup. Tetapi, kini semuanya berubah dengan performa tim asuhan Walid Reragui di Qatar.

Mengalahkan Belgia, Kanada, Portugal, dan Spanyol membuat Maroko menjadi negara Afrika dan Arab pertama di empat besar turnamen.

Itu adalah pencapaian yang mengesankan, mengingat perjalanan mereka yang penuh halang rintang. Terutama saat mereka terkena badai cedera, memiliki beberapa pemain yang setengah fit di skuad mereka dan tampak lelah di sebagian besar pertandingan. Namun, pada akhirnya Tim Singa Atlas –julukan Maroko– mampu menunjukkan tekad yang kuat dan tujuan.


Kendati langkahnya harus tertahan di semifinal, Maroko sukses memenangkan hati pendukungnya sekaligus pecinta sepakbola dunia.

Pelatih muda Regragui, yang baru diangkat tiga bulan jelang Piala Dunia, juga mampu menciptakan semangat tim meski memiliki skuad yang heterogen di turnamen tersebut.

Maroko menarik pemain dari diaspora yang tersebar di seantero Eropa, dengan banyak pemain generasi ketiga yang hanya tahu sedikit bahasa Arab, Berber, atau Prancis.

“Kami lebih dari keluarga daripada tim nasional. Dan saya pikir itulah yang memberi kami kekuatan besar ini,” ucap Regragui.

"Saya pikir kami telah memberikan citra yang baik dari Maroko dan citra yang baik dari sepak bola Afrika dan itu juga penting bagi kami, karena kami mewakili negara dan benua kami," tambah pelatih 47 tahun itu.

Setelah kisah segala kisah dongeng di Qatar berakhir, fokus mereka beralih ke Piala Afrika yang akan datang dalam waktu 13 bulan.

Maroko hanya pernah memenangkan turnamen ini sekali pada tahun 1976 kendati sering difavoritkan oleh pegiat sepakbola Afrika menjadi penantang gelar. Momen ini bisa dimanfaatkan Maroko untuk mengakhiri dahaga sejak 46 tahun silam.

Maroko juga akan berharap untuk kembali ke Piala Dunia dengan 48 tim –diperbanyak pada tahun 2026– ketika Afrika memiliki sembilan tempat, dan kemungkinan tempat ke-10 melalui playoff. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: